Wright menambahkan, sesungguhnya keinginan Nasrallah untuk menjadi seorang pemimpin sudah tertanam sejak dirinya berusia sembilan tahun.
Nasrallah kecil kerap memainkan scaft hitam panjang milik neneknya, lalu melingkarkan di kepalanya.
Sejak kecil, Nasrallah sudah terbiasa dengan kondisi perang dan pengungsian.
Bahkan dia lahir di kamp pengungsian Bourji Hammaoud, sebelah timur Beirut, pada 31 Agustus 1960.
Nasralah adalah anak pertama dari sembilan bersaudara yang dibawa orang tuanya mengungsi dari Lebanon Selatan.
Ayahnya, Abdul Karim, adalah seorang pedagang sayuran yang tidak terlalu fanatik dari sisi religi.
Tahun 1975, orangtua Nasrallah pulang kampung.
(Baca juga: Misteri Kubah Batu Yerusalem: Sumur Jiwa, Pusat Dunia, dan Tempat Disimpannya Tabut Perjanjian)
Di desa aslinya, Bassouriyeh, Nasrallah yang baru berusia 15 tahun bergabung dalam Pergerakan Amal (Amal Movement) yang dibentuk kelompok Islam Syiah.
Nasrallah kemudian mendalami ilmu Al-quran di Najaf, Irak, dan berhasil mengenyam pendidikan dengan baik.
Tapi di tengah upaya menimba ilmunya di sekolah Syiah itu, ia kemudian diusir pihak berwajib Irak untuk kembali ke negaranya.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR