Mereka dapat mengumpulkan lebih banyak informasi daripada manusia, menyimpan lebih banyak dari banyak perpustakaan, mengakses database yang luas dalam milidetik dan menghitung semuanya menjadi keputusan kompleks yang logis.
Namun, seorang fisikawan dan filsuf mengatakan ada keistimewaan manusia yang tidak dapat ditiru oleh mesin: kreativitas.
Kreativitas dan rasa kebebasan yang dimiliki manusia tidak berasal dari logika atau perhitungan.
Pandangan Kuantum
Menurut tafsiran Kopenhagen ortodoks, kesadaran dan dunia fisik merupakan aspek pelengkap dari realitas yang sama.
Baca Juga: Akhirnya Terkuak Misteri Kapal 'Hantu' Penuh Mayat dari Korea Utara yang Terdampar di Jepang!
Baca Juga: Surat Adolf Hitler kepada Max Born, Bapak Mekanika Kuantum yang Hari Ini Muncul di Google Doodle
Interpretasi ini dapat disebut sebagai pandangan "big-C," di mana hal itu ada pada dirinya sendiri - walaupun hal itu membutuhkan otak untuk menjadi nyata.
Pandangan ini populer dengan pelopor teori kuantum seperti Niels Bohr, Werner Heisenberg dan Erwin Schrödinger.
"Litle-C" adalah pandangan yang berlawanan, bahwa kesadaran muncul dari biologi, sama seperti biologi itu sendiri muncul dari kimia yang, pada gilirannya, muncul dari fisika.
Ini sesuai dengan pandangan para ilmuwan bahwa proses pikiran identik dengan keadaan dan proses otak.
Ada kemungkinan fenomena kesadaran membutuhkan sistem pengorganisasian sendiri, seperti struktur fisik otak.
Sehingga, hanya tubuh biologis yang dapat memiliki cukup kreativitas dan fleksibiltas.
Baca Juga: Meski Terlahir Tanpa Penis, Andrew Wardle Nyatanya Berhasil Menyenangkan Lebih dari 100 Perempuan
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR