Bahasa Jawa juga lebih populer dibandingkan bahasa Indonesia, karena bahasa Indonesia tidak diajarkan di sekolah dan jarang digunakan di rumah.
Tidak hanya masalah bahasa saja, bahkan budaya Jawa juga masih terus dilaksanakan.
Misalnya, wayang kulit, wayang orang, tayub, karawitan, tarian jaran kepang, dan ludruk.
Tarian jaran kepang adalah kesenian yang banyak disukai di Suriname dan menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke sana.
Sultan Hamengkubuwono X juga pernah mengirimkan satu set alat gamelan ke Suriname sebagai hadiah persaudaraan.
Suku Jawa di Suriname juga masih sangat aktif berpolitik dan menjadi anggota dewan.
Bahkan di tahun 2015, seorang keturunan Banyumas, Jawa Tengah yaitu Raymond Sapoen mencalonkan diri sebagai presiden Suriname.
Sayangnya, Raymond gagal karena sistem pemilihan suara di Suriname tidak menggunakan pemilu.
Dikutip dari wikipedia.com, higga saat ini masih banyak orang Jawa di Suriname yang sering berkunjung ke Indonesia untuk bertemu sanak saudaranya.
Jika ditanya, mereka tetap menganggap Indonesia adalah tanah air mereka meskipun banyak yang lahir di Suriname.
Dengan berkembangnya kehidupan masyarakat Suriname, beberapa orang sudah bisa menyekolahkan anaknya hingga kuliah di Indonesia.
Hubungan persaudaraan ini dijembatani oleh organisasi Suriname Indonesia Friendship Association (SIFA).
Ternyata, suku Jawa tetap eksis meski sudah tidak tinggal di Indonesia lagi.
(BACA JUGA : Di Luar Dugaan, Inilah Alasan Seorang Istri Selingkuh )
Source | : | wikipedia |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR