Advertorial
Intisari-Online.com -“Ternyata dia enggak tinggal di rumah besar itu! Sering check in di tempat-tempat keren, traveling, tapi kenyataannya enggak! Kenapa sih mesti berbohong?” gerutu teman saya melaporkan kelakuan temannya.
Mendengar ceritanya, saya memahami kekesalannya. Bagaimanapun juga, dibohongi teman sendiri pasti sakit rasanya.
Di situ juga saya menyadari kenyataan, social climber itu memang benar nyata.
Social climber merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan orang yang mengejar pengakuan sosial lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.
Ia seolah merasa tidak aman dengan statusnya, sehingga menggunakan segala cara agar dipandang lebih.
(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
(Baca juga:Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)
Yang memprihatinkan adalah, si social climber tidak peduli sekalipun itu menyakiti orang terdekat sekalipun.
Salah satunya teman atau sahabat sendiri.
Si social climber akan memilih teman-teman yang dianggapnya dapat mengangkat status sosialnya.
Tidak semua social climber memiliki pola yang sama ketika melaksanakan niatnya.
Menurut Psychologytoday.com, social climber setidaknya punya 8 ciri yang mesti kita waspadai.
Semoga bisa menyelamatkan kita dari “sakit hati” jika bertemu dengan teman yang ternyata social climber!
1. Dia sangat peduli dengan status sosial
Ia hanya ingin berteman dengan orang yang dapat menguntungkan status sosialnya sehingga akan memilih teman berdasarkan “pengetahuan” atau “apa yang dimiliki” orang itu.
2. Dia suka memamerkan temannya yang lain
Ia tidak bisa menahan dirinya untuk menceritakan orang-orang kaya, orang pintar, orang berpengaruh yang dikenalnya.
Bahkan jika kita mengaku memiliki kenalan tertentu, ia tidak segan mengaku dirinya juga mengenal kenalan kita itu.
3. Kepeduliannya terhadap penampilan sangat berlebihan
Ia akan melakukan apa saja supaya terlihat spektakuler.
Misalnya mengaku memiliki barang mewah, mengaku tinggal di perumahan mewah, mengaku menyukai barang-barang desainer, dll.
4. Dia tak segan membajak teman kita
Jika kita mengenalkannya pada lingkaran pertemanan kita, ia tidak segan untuk ‘merebut’ teman kita.
Bahkan jika teman kita yang lain lebih menguntungkan baginya, ia akan meninggalkan kita.
(Baca juga:Tanda-tanda Pasangan Hanya Memanfaatkan Anda, Salah Satunya Mungkin Sedang Anda Rasakan)
(Baca juga:5 Tempat Wisata yang Harus Kita Kunjungi, Salah Satunya Ada Taman Neraka Lo!)
5. Dia selalu memanfaatkan
Mereka berusaha untuk mengambil keuntungan/manfaat dari kita dengan cara-cara yang kita anggap biasa saja.
Namun ternyata ada maksud tersembunyi, ada udang di balik batu.
6. Dia kurang berempati
Pertemanan/hubungan yang dibangunnya dengan orang lain tidak masuk dalam level intim.
Sebab ia cenderung tidak peduli dengan keadaan orang lain, yang penting dirinya diuntungkan.
7. Dia tidak bisa dipercaya
Ia tidak akan merasa bersalah untuk membatalkan janji dengan kita, jika ia merasa ada hal yang lebih penting dan menguntungkan selain janji itu.
8. Dia mengontrol
Ia merasa memiliki hak untuk mengeluarkan atau memasukkan orang lain dalam sebuah kelompok pertemanan.
Jika ia tidak suka, ia bisa saja menjelek-jelekkan anggota grup pada anggota lainnya.
Adakah orang seperti ini di sekitar Anda?
Berhati-hatilah, mereka tidak layak mendapat kepercayaan kita!