Advertorial
Intisari-Online.com -2017 seolah menjadi tahun yang mengerikan bagi bisnis ritel. Yang paling baru, peritel mainan Toys R Us dikabarkan akan menutup 25 tokonya.
Sebelumnya, tersiar kabar bahwa peritel tersebut nyari bangkrut.
Dilaporkan Sky News pada Sabtu (2/12), dewan pengelola Toys R Us Inggris segera mengambil langkah radikal pada Senin (4/12) besok untuk mengusulkan sebuah proses bernama company voluntary arrangement (CVA).
(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
CVA merupakan mekanisme yang memungkinkan Toys R Us untuk mengatur dana dan operasionalnya sambil menikmati perlindungan dari kreditor mereka.
Langkah tersebut, yang memerlukan persetujuan sedikitnya 75 persen dari kreditor perusahaan, bakal membuat paling tidak 25 dari 105 gerai Toys R Us di Inggris tumbang.
Diperkirakan bahwa cabang Toys R Us yang terletak di pinggiran kota berpotensi lebih besar untuk ditutup, sebagai akibat kinerja penjualan yang lesu.
Gaya toko seperti gudang yang disuung Toys R Us sejak 1980-an dan 1990-an dipandang sudah usang untuk masa kini. Biaya operasionalnya pun tinggi.
Lebih dari itu, ratusan nasib karyawan terdampak menjadi taruhan.
Dengan proporsi penutupan yang hampir mencapai seperempat jumlah toko yang ada, belum ada kejelasan apakah seluruh karyawan akan diberhentikan atau dipindah ke cabang lainnya.
Untuk diketahui, saat ini Toys R Us mempekerjakan sekitar 3.200 karyawan di Inggris.
(Baca juga:‘Kiamat’ Ritel Melanda Inggris, Toko H&M Gulung Tikar Setelah 14 Tahun Beroperasi)
(Baca juga:‘Kiamat’ Ritel Berlanjut: Kini Giliran Raksasa Supermarket Giant Tutup 5 Cabangnya di Malaysia)
Sumber Sky News mengatakan, Alvarez and Marsal, penasihat spesialis kebangkrutan perusahaan, akan menangani proposal CVA Toys R Us.
Semua toko mainan Toys R Us terdampak penutupan tetap akan buka sepanjang periode Natal hingga tutup tahun.
Di Inggris, peritel seperti BHS, Focus DIY, dan JJB Sports telah menggunakan skema CVA untuk keluar dari nestapa kebangkrutan.
Sekadar informasi, Toys R Us di Inggris telah mengalami kerugian dalam tujuh tahun terakhir.
Pada Januari 2017, penghasilan Toys R Us Inggris sebesar 418 juta Poundsterling dengan kerugian sebanyak 0,5 juta Poundsterling.
Adapun pihak manajemen Toys R Us Inggris telah menolak berkomentar terkait prahara yang tengah melanda peritel tersebut.
(Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul "Bisnis Ritel Makin Suram, "Toys R Us" Bersiap Tutup 25 Toko")