Advertorial
Intisari-Online.com – Elang memiliki rentang umur terpanjang dari spesiesnya. Ia bisa hidup sampai 70 tahun.
Tapi untuk mencapai usia tersebut, elang harus membuat keputusan yang sangat sulit.
Pada tahun yang ke-40, elang tidak bisa lagi menangkap mangsa yang berfungsi sebagai makanan.
(Baca juga:Dari Harganya Murah Sampai Gratis, Inilah 4 Warung Makan Inspiratif di Indonesia)
Paruhnya yang panjang dan tajam menjadi bengkok. Sayapnya tua dan berat, karena bulunya menjadi makin tebal, menempel di dada, dan menyulitkannya terbang.
Akhirnya, elang itu dihadapkan hanya pada dua pilihan, yaitu mati atau mengalami proses perubahan yang menyakitkan. Proses ini berlangsung selama 150 hari.
Prosesnya mengharuskan elang terbang ke puncak gunung dan duduk di sarangnya. Di sana elang mengetukkan paruhnya pada batu sampai copot.
Kemudian elang akan menunggu paru baru tumbuh kembali setelah itu ia akan mencabut cakar-cakarnya. Saat cakar tumbuh kembali, elang mulai mencabuti bulu tuanya.
Dan setelah itu, elang dapat terbang dengan kelahiran badan baru dan hidup selama 30 tahun lagi.
Mengapa perubahan dibutuhkan?
Agar bisa bertahan dan hidup. Kita pun harus memulai proses perubahan.
Terkadang kita perlu menyingkirkan kenangan lama yang tidak menyenangkan, kebiasaan negatif, dan pola pikir kita yang tetap.
Hanya terbebas dari beban masa lalu kita bisa memanfaatkan saat ini.
(Baca juga:Nasihat Inspiratif Seorang Ayah untuk Anaknya tentang Semangat Pantang Menyerah)
Jika seekor elang bisa membuat keputusan menyelamatkan jiwa dan mengubah hidup pada usia 40, mengapa kita tidak?
Untuk melanjutkan perjalanan baru ke depan, mari melepaskan keyakinan lama kita yang membatasi.
Bukalah pikiran kita dan biarkan kita terbang tinggi seperti elang.
Saat hujan, semua burung mencari tempat berteduh, tetapi elang menghindari hujan dengan terbang di atas awan.
Jangan takut akan perubahan, terimalah dengan anggun.