Intisari-Online.com - Banyak orang menyangka kalau Mustafa Kemal Ataturk tak lebih dari seorang pemimpin pemerintahan yang berprestasi.
Lebih dari itu, sejatinya pria kelahiran Yunani ini justru berkibar berkat kepiawaiannya di medan perang.
Pengalaman militer Mustafa dimulai tahun 1899 saat dirinya diterima di sekolah militer Harbiye College, Instanbul.
Di lingkungan pendidikan rekan-rekannya kerap memberi julukan Kemal.
Atau bisa diartikan sebagai kesempurnaan. Ia lebih suka memakai julukan ini ketimbang nama aslinya, Rizi.
Masa pendidikan dirampungkan selama enam tahun.
Sebagai perwira muda Mustafa ikut dalam gerakan revolusi Pemuda Turki (Young Turk).
Enam tahun berikutnya saat Italia mengivasi Libya (1911-1912), Mustafa sudah menyandang pangkat mayor.
Namanya mulai jadi perhatian ketika pada tahun 1915 memegang jabatan sebagai komandan Divisi ke-19 Pasukan Turki (19th Turkish Division) dengan pangkat kolonel.
Saat PD I pecah satuan ini ditempatkan di Semenanjung Gallipoli (Battle of Gallipoli) di bawah supervisi seorang perwira tinggi Jerman, Liman von Sanders.
Baginya Gallipoli merupakan ajang uji coba perdana segala kemampuan militer yang didapatnya selama masa pendidikan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR