Advertorial

Di-PHK, Mantan Karyawan Chevron Ini Mengelem Tangannya di Lantai Kantor

Ade Sulaeman

Penulis

Dalam foto terlihat pria itu duduk di lantai sambil disuapi makanan oleh istrinya.
Dalam foto terlihat pria itu duduk di lantai sambil disuapi makanan oleh istrinya.

Intisari-Online.com – Seorang mantan karyawan Chevron di Malaysia melakukan protes dengan cara yang unik.

Ia mengelem tangan kirinya ke lantai kantor pusat perusahaan minyak tersebut.

Foto-foto aksinya itupun tersebar di media sosial Facebook.

(Baca juga:Protes Tingginya Angka Bunuh Diri di Selandia Baru, Ibu Ini Gelar Aksi 606 Pasang Alas Kaki)

Dalam foto terlihat pria itu duduk di lantai sambil disuapi makanan oleh istrinya.

Foto tangannya yang lengket dengan lantai pun diperlihatkan.

Selama di lantai sang isteri menyuapinya makan.
Dilansir dari Malay Mail Online, Jumat (24/11), mantan karyawan itu bernama Fadzilah Abdul Hamid.

Ia mengklaim telah mengalami pemutusan kerja secara tidak adil dari perusahan minyak Chevron Malaysia Limited (Caltex).

Ia mengaku bekerja sebagai operator stasiun gas selama 17 tahun di dua tempat, yaitu di Kelana Jaya dan Kampung Subang, Selangor.

Hingga pada bulan Mei ia mendapat surat pemberhentian kerja dan diperintahkan untuk meninggalkan dua lokasi kerjanya dalam waktu 30 hari

Isi surat itu mengklaim bahwa pemberhentiannya tidak mendapat bayaran dengan merujuk pada edaran Pelaksanaan Swa-Layan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar.

Selama kasus pemberhentian ini, Abdul Hamid didampingi oleh seorang aktivis sosial, Muhammad Yusuf Azmi, yang menolak surat klaim tersebut lewat Facebook.

(Baca juga:Duh, Anggota DPR dari PDI-P Ini Protes Pimpinan KPK Hanya Gara-gara Tak Dipanggil ‘Yang Terhormat’)

Kementerian Perdagangan Domestik, Kerjasama dan Konsumen, menyatakan secara ekplisit dalam edaran bahwa “semua biaya implementasi swalayan termasuk pengadaan peralatan otomatis dan kalibrasi dari peralatan tersebut sepenuhnya dibiayai oleh perusahan minyak, dan tidak secara langsung atau tidak langsung dibebankan pembuatannya oleh operator stasiun pengisian bahan bakar.”

Abdul Hamid mencoba untuk menyatakan keberatan pemberhentiannya melalui jalur resmi, tetapi tidak pernah mendapat tanggapan dari perusahaan.

Pada 21 November lalu ia pergi ke kantor pusat Caltex di Kuala Lumpur dengan maksud untuk bertemu dengan petugas di sana, tetapi mereka menolak dirinya kembali.

Saat itulah Hamid memutuskan untuk mengambil langkah yang dramatis dengan cara mengelem tangan kirinya ke lantai kantor perusahaan minyak tersebut.

“Operator Fadzilah Abdul Hamid datang pada pukul 11 pagi untuk bertemu dengan manajemn atas perusahaan, tetapi hingga pukul 3.30 sore, tidak ada satupun petugas yang menemui dirinya,” kata Muhammad Yusuf Azmi kepada Malay Mail Online.

“Hingga kini, setelah 175 hari sejak tanggal pemecatan, tidak ada jawaban yang diterimanya.”

Aktivis sosial itu juga menyebarkan foto-foto Abdul Hamid yang sedang protes melawan Caltex lewat Facebook.

(Baca juga:Demi Memprotes Aksi ‘Selfie’ yang Berujung Maut, Wanita Ini ‘Mati’ di Setiap Objek Wisata yang Dikunjunginya)

Sementara istrinya membawakan makanan dan perlengkapan lainnya untuk mendukung sang suami.

“Hatiku sedih melihat Fadzilah dan istrinya terpaksa melakukan cara ini,” tulis Muhammad Yusuf Azmi di Facebook.

Ia menambahkan, hal ini sangat menyedihkan karena pemerintah tidak bertindak melawan Chevron.

Mereka telah melanggar janji pada Fadzilah.

Ia pun meminta kementerian yang berwenang dan partai lainnya untuk membantu warganegara yang membutuhkan.

Masih menurut aktivis sosial itu, Fadzilah Abdul Hamid hanya satu dari beberapa operator Caltex lainnya yang diminta oleh perusahaan minyak itu untuk meninjau putusannya,

Namun, mantan karyawan itu menjadi orang pertama yang bertindak langsung dan melakukan aksi yang menyedihkan ini.

Artikel Terkait