Advertorial
Intisari-Online.com -Di era yang serba digital seperti sekarang ini, ternyata masih bisa ditemui orang-orang dengan kemampuan khusus.
Salah satunya adalah Cecilia Theresiana, asal Surabaya yang sekarang tinggal di Kediri, yang dikenal sebagai gadis indigo.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com, Cecilia mencoba melihat apa yang akan terjadi pada 2019 nanti.
Menurutnya, Indonesia tahun 2019 adalah tahun yang membuat merinding—lebih-lebih tahun it di Indonesia akan dilangsungkan pesta akbar empat tahunan, pemilihan presiden RI.
(Baca juga:Indera Keenam Ternyata Tidak Ada)
(Baca juga:Walau Tuli dan Bisu, Peramal Kenamaan Asal Myanmar Ini Begitu Kesohor di Seantero Asia)
Secara pribadi, Cecilia sangat takut ibadahnya berkurang di tahun tersebut.
Kemampuan indigo Cecilia diketahui berawal saat usianya masih empat tahun. Saat itu ia mengalami hal yang tidak lazim.
Sebagai anak kecil kelas 2 SD, Cecilia adalah gadis yang bandel dan cenderung hiperaktif.
Hingga pada suatu hari menjelang petang, ia berlari-lari mengelilingi lorong di dalam rumahnya di Kedungturi, Surabaya, yang berada persist di samping hotel JW Marriot.
Saat berlarian itulah ia tiba-tiba terpeleset yang membuatnya terjatuh dalam posisi kedua tangannya menyangga ke arah belakang persis di tengah lorong rumah yang menghubungkan ruang tamu dan kamar tidur serta dapur.
Hal itu membuat pengelihatannya kabur. Sesaat pandangannya sangat gelap. Sesaat kemudian kedua matanya terbelalak.
Ia mengaku, saat itu, tepat di depan wajahnya yang hanya berjarak sejengkal, muncul sesosok makhluk halus dalam kondisi membungkuk wajah berwujud tak keruan.
Wajahnya hitam, matanya hijau menyala yang melotot ke arahnya. Ia masih ingat betul wujud sosok makhluk misterius itu.
Wujudnya lonjong, melekat kain kafan berwarna putih kotor banget dan bau tanah plus amis.
Cecil pun menangis histeris sembari memejamkan kedua matanya. Sepintas ia pun membuka mata dan situasi kembali normal.
Setelah kejadian itu, secara berlahan mulai mengubah sudut pandangnya. Rasa penasarannya pun semakin hari semakin menggebu-gebu.
Untuk mengobati rasa penasarannya itu, ia meminjam ponsel ibunya kemudian memberanikan diri merekam ke seluruh sudut rumah.
Selintas tidak terjadi hal yang aneh.
Namun ketika rekaman video itu diputar ia menerjemahkan melalui panca inderanya kemunculan sesosok wanita seperti memakai mukena berwajah merah menyala yang menengok ke arahnya.
Secara bersamaan tiba-tiba ponsel tersebut mati total. Peristiwa aneh di luar logika mulai menghiasi kehidupannya.
Sudah tak terhitung lagi ia melihat kejadian aneh sosok wanita berbusana serba putih berambut panjang terurai di dalam dapurnya.
Tanpa sadar kejadian terpeleset itu telah membuka indera keenamnya yang memiliki kelebihan melihat dunia dari dimensi lain.
Tak hanya itu, insting melihat kejadian di luar nalar manusia bahkan peristiwa yang belum dialaminya mulai terasa.
Petunjuk dan tanda-tanda adanya peristiwa yang belum dialaminya itu sempat dibuktikan dengan mengutarakan suasana dan warna lemari kantor milik ayahnya.
Penjelasannya terkait seisi kantor ayahnya itu terbukti tepat meski ia belum sama sekali berada di dalam kantor ayahnya.
Setelah ayahnya meninggal dunia, Cecilia, bersama ibunya, pindah ke kampung halamannya di Jalan Watu Ireng, Desa Kandat, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri. Waktu itu tahun 2010.
Pindah dari Surabaya ke Kediri tak membuatanya lepas dari peristiwa yang sempat mengusik kehidupannya itu.
Di malam pertama di Kediri ia terbangun persis dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
Ia merasakan sesak yang amat sangat dan berupaya membuka mata.
Betapa terkejutnya ia saat membuka mata melihat sosok wanita berbaju putih duduk di atas dadanya dengan kondisi membelakanginya.
Ia menyebut penampakan makhluk astral kala itu adalah kuntilanak.
(Baca juga:Donald Trump Terpilih, Orang-orang pun Kembali Teringat Peramal Buta Baba Vanga)
(Baca juga:The Simpsons Sudah “Meramalkan” Donald Trump akan Jadi Presiden AS 16 Tahun Lalu)
Cecil kembali membuktikan instingnya sebelum terjadinya erupsi Gunung Kelud tahun 2014 sekira pukul 20.00 WIB, ia merasakan bakal terjadi sesuatu yang membuat pikirannya tidak tenang.
Sepintas dalam pikirannya itu ia melihat kondisi kamarnya sangat berantakan.
Lalu, Cecil berupaya menenangkan batinnya yang bergejolak tanpa sebab pasti.
Setelah hatinya tenang ia berinisiatif mengambil barang-barangnya yang dianggap penting dari dalam kamarnya ke tempat yang aman.
Dua jam berselang ia mendengar suara gemuruh petir yang tak henti-hentinya. Dari dalam ventilasi rumahnya ia menengok yang melihat sinar kemerahan.
Di saat yang bersamaan, perangkat desa mengumumkan adanya erupsi Gunung Kelud, yang membuat plavon kamar Cecilia hancur dan roboh.
Meski begitu, perempuan kelahiran 7 Maret 1998 ini baru benar-benar menyadari jika dirinya seorang indigo saat berusia 17 tahun.
It pun setelah ia bercerita tentang kejadian aneh yang dialaminya ke saudara lelakinya yang juga memiliki kemampuan indigo.
Cecil baru tersadar secara keseluruhan kalau selama ini pemandangan yang dilihatnya itu tidak ada indah-indahnya.
Namun, hal itu ada hikmah dari kelebihannya itu. Ia bisa membantu sekadar mengingatkan orang terdekat disekelilingnya apabila hendak terkena musibah.