Advertorial

Ingin Entaskan Kemiskinan, Pemerintah China Minta Foto Yesus Diganti Foto Presiden Xi Jinping. Apa Hubungannya?

Ade Sulaeman

Editor

Di wilayah tertentu, partai komunis mendapatkan pesaing dari pengaruh Kristen yang menyebar cepat di desa-desa dan kota sejak akhir masa Revolusi Kebudayaan lebih dari 40 tahun lalu.
Di wilayah tertentu, partai komunis mendapatkan pesaing dari pengaruh Kristen yang menyebar cepat di desa-desa dan kota sejak akhir masa Revolusi Kebudayaan lebih dari 40 tahun lalu.

Intisari-Online.com - Ribuan umat Kristen di sebuah kawasan pedesaan miskin di wilayah tenggara China diminta mengganti gambar Yesus di rumah mereka dengan foto Presiden Xi Jinping.

Langkah ini merupakan bagian dari program pengentasan rakyat miskin sekaligus mencoba mengubah kepercayaan terhadap agama menjadi kepercayaan terhadap partai.

Kawasan Yugan terletak di salah satu ujung Poyang, danau air tawar terbesar China yang terletak di provinsi Jiangxi.

Selain dikenal sebagai kawasan miskin, Yugan juga memiliki populasi penganut Kristen yang amat besar.

(Baca juga: Kisah Nusseibeh, Keluarga Muslim yang Turun-temurun Memegang Kunci Gereja Makam Yesus)

Setidaknya 11 persen dari 1 juta penduduk Yugan hidup di bawah garis kemiskinan. Populasi umat Kristen di sana sekitar 10 persen dari jumlah penduduk.

Namun, pada saat pemerintah setempat meningkatkan upaya untuk mengentaskan rakyat miskin, pemeluk Kristen diperintahkan menurunkan foto Yesus, salib, dan berbagai ciri khas keagamaan dari rumah mereka.

Sebagai ganti foto Yesus, pemerintah meminta warganya untuk memajang foto Presiden Xi Jinping, sebuah praktik kultus individu seperti pada masa pemerintahan Mao Zedong.

Pemerintahan Xi Jinping memang menargetkan pada 2020 tak ada lagi masyarakat China yang masuk kategori miskin.

Kampanye mengganti foto ini tak hanya krusial sebagai warisan politik Xi Jinping, pemimpin terkuat China setelah Mao, tetapi juga sebagai upaya konsolidasi kendali partai terhadap akar rumput.

Di Yugan, partai komunis mendapatkan pesaing dari pengaruh Kristen yang menyebar cepat di desa-desa dan kota sejak akhir masa Revolusi Kebudayaan lebih dari 40 tahun lalu.

Bahkan, banyak yang memperkirakan jumlah kader Partai Komunis China kini kalah banyak dibandingkan pemeluk agama Kristen.

Sebuah akun media sosial setempat mengabarkan, pada akhir pekan lalu para kader partai mengunjungi warga miskin pemeluk Kristen di kota Huangjinbu.

(Baca juga: Arkeolog Berhasil Menemukan Lapisan Tersembunyi di Makam Yesus)

Mereka datang mempromosikan kebijakan pengentasan rakyat miskin dan menawarkan bantuan untuk meringankan beban materi mereka.

Para kader partai dikabarkan sukses mencairkan hati warga dan mengubah mereka yang awalnya memercayai agama menjadi percaya kepada partai.

Alhasil, lebih dari 600 warga secara "sukarela" menyingkirkan kitab suci dan foto-foto keagamaan di rumah mereka dan menggantinya dengan foto Presiden Xi Jinping.

Kabar dari medsos itu hilang pada Senin (13/11/2017), tetapi harian South China Morning Post mendapatkan konfirmasi dari warga yang membenarkan adanya kunjungan dari rumah ke rumah itu.

Qi Yan, ketua kongres rakyat dan penanggung jawab program pengentasan rakyat miskin kota Huangjinbu, mengatakan, kampanye ini sudah dilakukan sejak Maret lalu.

Dia mengatakan, program tersebut fokus dalam mengajarkan keluarga-keluarga Kristen tentang banyaknya upaya yang sudah dilakukan partai untuk mengurangi kemiskinan dan keprihatinan Presiden Xi terhadap kualitas hidup rakyatnya.

"Banyak keluarga miskin yang terjerumus ke dalam kemiskinan misalnya karena masalah sakit. Mereka yakin Yesus akan menyembuhkan penyakit mereka," kata Qi.

"Namun, kami berusaha untuk menjelaskan sakit adalah masalah fisik dan yang bisa membantu mereka adalah Partai Komunis dan Sekjen Xi," ujar Qi Yan.

(Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Gereja di Atas Makam Yesus yang Berusia Ribuan Tahun Direstorasi)

Seorang warga Yugan bermarga Liu mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir banyak tetangganya yang diminta menurunkan berbagai pernik keagamaan di rumah mereka.

"Beberapa keluarga menempelkan bait-bait doa di pintu depan rumah mereka selama masa Tahun Baru, beberapa juga memasang salib. Namun, kini semua sudah diturunkan," kata Liu.

Qi menepis dugaan yang menyebut warga diiming-imingi uang untuk mengganti pernak-pernik keagamaan.

"Kami hanya meminta agar poster-poster di bagian tengah rumah diturunkan. Mereka masih bisa memasangnya di ruangan lain," ujar Qi.

"Mereka masih memiliki kebebasan memeluk agama, tetapi di dalam pikiran mereka juga harus memercayai partai," Qi menegaskan.

(Ervan Hardoko)

Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Umat Kristen China Diminta Ganti Foto Yesus dengan Presiden Xi Jinping”.

Artikel Terkait