Advertorial

Hanya Gara-gara Tidak Tahu Cara Menggunakan Komputer, Dokter 84 Tahun Ini Harus Kehilangan Izin Medisnya

Moh Habib Asyhad

Editor

Intisari-Online.com -Malang betul nasib Dr Anna Konopke.

Dokter tua itu baru saja kehilangan izin medisnya setelah dewan medis tahu bahwa dirinya tidak tahu cara menggunakan komputer.

Dokter berusia 84 tahun itu menulis semua catatan medis dan laporannya dengan tangan. Dan semua pengarsipannya dilakukan dengan kertas dan folder fisik.

(Baca juga:Wow, Dokter Keluarkan Kotoran Padat Seberat 12 Kg dari Tubuh Seorang Pria, Ini Penjelasan Ilmiahnya)

(Baca juga:Resep Panjang Umur Dokter Jepang yang Hidup hingga Usia 105 Tahun: Jangan Terlalu Percaya Dokter!)

Yap, ia benar-benar tidak tahu cara menggunakan komputer.

Meski semuanya manual, ia bilang bahwa apa yang ia lakukan bekerjadengan sangat baik.

Namun, New Hampshire Board of Medicine memerintahkannya untuk menyerahkan surat izin medisnya bulan lalu.

Lembaga itu khawatir bila tidak dapat mengakses program pemantauan obat elektronik wajib di negara bagian tersebut.

Program yang diperkenalkan negara bagian New Hampshire pada 2014 lalu itu, mengharuskan resep opioid untuk mengurangi overdosis.

Untuk mendapatkan izinnya kembali, Dr Konopka harus menghadapi sebuah persidangan darurat pada Jumat (2/11) lalu.

Satu-satunya teknologi yang terlihat dalam ruang praktiknya yang kecil di New London adalah telepon rumah.

Banyak penduduk setempat memilih Dr Konopka sebagai dokter rujukan, terutama bagi mereka yang tidak punya asuransi kesehatan. Dr Konopka juga hanya memasang tarif 50 dolar (sekitar Rp675 ribu) sekali konsultasi.

“Saya tertarik membantu orang. Saya tidak ingin mencari uang dari obat-obatan, dan saya tidak menghasilkan uang,” ujar Dr Konopka, yang lahir di Polandia dan bermigrasi ke Amerika Serikat pada 1961.

Di sisi lain, otoritas negara bagian menyebut bahwa beberapa pasien telah mengeluh dengan layanan Dr Konopka. Satu di antaranya menuduhnya asal-asalan memberinya dosis.

Dan sekarang, ia harus berurusan dengan Board of Medicine jika ingin terus berjuang mendapatkan izinnya kembali.

Artikel Terkait