Advertorial

Di Tengah Ancaman Rudal Nuklir, Para Remaja Jepang Ini Justru Bikin Klub Penggemar Korut. Kok Bisa?

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com – Hubungan antara Korea Utara dan Jepang menjadi panah beberapa waktu terakhir ini.

Penyebabnya, Korea Utara meluncurkan rudal nuklir percobaan hingga melintasi Jepang.

Dikhawatirkan hal ini bisa memicu pecahnya perang nuklir di dunia.

(Baca juga: Menurut Pentagon, Inilah Satu-satunya Cara Menghancurkan Program Nuklir Korea Utara)

Walaupun tensi politik meningkat, sekelompok gadis remaja Jepang yang terpesona dengan budaya Korea Utara terus berlanjut.

Mereka menyatakan rasa sukanya kepada musik, poster dan busanaKorea Utara dengan memposting diri berseragam militer dan menampilkan tarian yang terinspirasi Pyongyang.

Chunchun memperlihatkan foto pemimpin Korut.
Klub penggemar Korut itu diberi nama Sengun-Joshi atau ‘Gadis Militer Pertama’.

Inilah satu-satunya klub para gadis dimana anggotanya meniru para anggota band wanita Korea Utara.

Mereka berbusana meniru seragam militer dan mempertunjukkan koreografi dengan iringan musik Korea Utara.

Para anggotanya mengklaim bahwa mereka hanya seperti gadis remaja Jepang lainnya yang suka dengan budaya negara asing, seperti Amerika Serikat atau Korea Selatan.

Jadi, mereka minta tidak dihakimi karena mereka jatuh cinta dengan budaya dari sebuah negara yang dikenal rezim totaliter itu.

Gadis dibalik berdirinya Sengun-Joshi adalah Chunchun (20 tahun), seorang seniman lepas.

(Baca juga: Bencana Nuklir Jepang, Risikonya Nyaris Tak Terbayang dan Biaya Pemulihannya Besar Bukan Kepalang)

Ia mengatakan bahwa ketertarikannya pada Korea Utara dimulai di sekolah seni ketika ia melihat nilai estetika dan keindahan poster propaganda Korea Utara.

Poster yang ekpresif itu penting diperhatikan secara khusus. Kebanyakan poster itu membuktikan cara ketelitian mereka menggambarkan detil-detil kecil seperti bunga dan dedaunan.

Begitu penjelasan Chunchun kepada The Japan Times.

Di Korea Utara ada studio yang dijalankan oleh pemerintah, yaitu Mansudae Art Studio.

Studio itu menjadi salah satu dari pusat produksi seni terbesar di dunia.

Mereka mempekerjakan illustrator terlatih untuk menciptakan poster yang berperan besar dalam mengontrol massa.

Semakin lama ketertarikan Chunchun dalam republik yang tertutup itu menjadi meluas melewati dinding seni.

Setiap hari ia membuka internet untuk membaca Rodong Sinmun, harian resmi Partai Buruh Korea Utara.

(Baca juga: Meski Tergolong Uzur, Nyatanya Pesawat Pengebom Nuklir B-1B Lancer Masih Bikin Korut Ketar-ketir)

Ia juga berdandan seperti orang Korea Utara dengan memakai makeup yang ia beli di Kota China Dandong, yang berbatasan dengan Korea Utara.

Pada 2013, saat masih menjadi seorang pelajar, Chunhan mulai memasarkan ide Sengun-Joshi secara online dan segera menarik banyak pengikut yang sepemikiran.

Klub itu kini suka menggelar pertemuan untuk mendiskusikan Korea Utara dan kadang-kadang menampilkan band Moranbong di Tokyo.

Pendirian Sengun-Joshi yang pro Korea Utara ini tidak mendapat penerimaan yang baik di tanah air mereka.

Jepang sejak lama bermusuhan dengan negara tertutup itu karena penculikan warga Jepang oleh Korea Utara antara 1977 hingga 1983, disamping usaha negeri komunis itu menjadi sebuah negara berkekuatan nuklir.

Chunchun dan Sengun-Joshi menghadapi kritikan di internet, termasuk tuduhan bahwa mereka adalah mata-mata dan pembelot.

Ia juga sering mendapat email kebencian yang menyebut mereka kecoa.

Klub itu mengklaim bahwa kritikan itu salah alamat karena ketertarikan mereka murni tentang budaya, dan bahwa mereka memandang rendah kekejaman rezim sama seperti yang dilakukan teman Jepangnya.

Apa yang membuat mereka berbeda, bagaimanapun juga, adalah bahwa mereka mengenali ada banyak hal tentang Korea Utara daripada sekadar retorika perang dan propagandanya.

“Dengan mengenalkan budaya Korea Utara, seperti busana, musik, dan seni, aku ingin masyarakat Jepang menyadari ada orang-orang baik yang hidup di sana. Dan mereka tidak dapat disalahkan akan apa yang telah dilakukan pemerintahnya,” kata Chunchun.

Ia menambahkan, ia tahu rezimenya tidak dapat dimaafkan. Namun, ia pikir hal itu salah bila menjadi alergi hanya karena itu adalah Korea Utara.

Sayangnya, ia sering ditanya apakah ia memimpin aktivitas antisosial, apakah ia mata-mata Korea Selatan, atau apakah ia seorang pembelot.

“Tetapi, aku sama seperti gadis lainnya yang suka K-pop dan suka dengan kebudayaan Korea atau gadis yang memakai makeup seperti Taylor Swift dari Amerika,” tutup pendiri Sengun-Joshi itu.

Artikel Terkait