Advertorial

Inspiratif, Wanita Ini Ubah Sampah Jadi Kursi dan Meja, bahkan Sebuah Rumah

Mentari DP

Editor

Banyaknya sampah adalah pemandangan umum di kota ini. Setiap harinya, kota ini menghasilkan 12.000 ton sampah.
Banyaknya sampah adalah pemandangan umum di kota ini. Setiap harinya, kota ini menghasilkan 12.000 ton sampah.

Intisari-Online.com – Nargis Latif pernah berada pada fase terburuk dalam hidupnya. Ia pernah terbaring di rumah sakit dalam keadaan sekarat.

Latif pernah mengalami komplikasi selama persalinan dan diduga menderita kanker darah.

Para dokter telah menyerah padanya. Sementara suami dan anak-anaknya menangis di sisinya.

“Aku bahkan tidak bisa mengatakan seperti apa sakitnya, yang pasti itu sangat menyakitkan,” kenangnya pada kejadian tiga dekade lalu dilansir aljazeera.com.

(Baca juga:Inspiratif, Bocah 10 Tahun Ini Berhasil Jadi Penyintas Sebuah Kanker Payudara Langka)

(Baca juga:Inspiratif, Meski Sudah Buta Sejak Lahir, Derek Rabelo Berhasil Jadi Peselancar Profesional)

Pada saat itulah, Latif merasa Tuhan telah mendengar doa-doanya. Kondisinya mulai membaik dan dia sudah bisa kembali beraktivitas.

Karena doa-doanya dijawab, Latif pun mulai mengerjakan apa yang telah dia janjikan kepada Tuhan di rumah sakit itu.

Salah satunya mengatur sampah di Karachi, Pakistan.

Banyaknya sampah adalah pemandangan umum di kota ini. Setiap harinya, kota ini menghasilkan 12.000 ton sampah.

Seiring kondisinya membalik, Latif pun mulai meneliti bagaimana caranya memanfaatkan sampah itu.

Setelah satu tahun melakukan penelitian, dia berhasil menciptakan protek Gul Bahao (mengalirnya bunga).

Latif merancang cara menggunakan sampah untuk menciptakan rumah, waduk air, dan kompos instan.

Nargis Latif.

“Ini tidak mudah. Namun saya telah berkominten untuk mengabdikan seluruh hidup saya dengan ini. Saya tidak bisa mundur,” tuturnya.

Gul Bahao dimulai 22 tahun yang lalu. Ada lebih dari 70 anak laki-laki yang membantu Latif dengan mengumpulkan sampah dari penjuru Karachi. Lalu memilahnya.

Nargis Latif.
(Baca juga:Inspiratif! Sekelompok Biksuni Sangar Ini Mengajar Kung Fu kepada Para Wanita Bagaimana Cara Menghajar Pemerkosa)

Kini, tumpukan plastik sampah yang terorganisir itu menjadi sebuah chandi ghar, sejenis tempat berlindung yang digunakan untuk menampung orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.

Bisa untuk korban gempa 2005 lalu atau anggota keluarga pasien di Rumah Sakit Sipil Mithi yang butuh tempat tinggal sementara.

Selain rumah, tumpukan plastik ini juga bisa jadi kursi, meja, kasur, dan perabotan rumah lainnya.

Tenang saja, semua jenis sampah itu tidak berbau lagi dan aman.

Artikel Terkait