Ia jujur, ia mengaku berbuat salah, malah dijatuhi hukuman.
Belajar dari hal tersebut, anak bisa berpikir, “kalau saya mengaku, kalau saya jujur, saya pasti kena hukuman”.
Akhirnya, ia berbohong.
Ketika suatu hari ia ditanya oleh ayahnya, “Siapa yang memecahkan gelas di ruang tamu?”
Ia pun menjawab “Bukan saya, Yah”.
Lalu ia suka berbohong karena dengan berbohong seperti itu ia selamat dari marah dan hukuman.
Apresiasi yang Salah
Bisa pula anak suka berbohong karena sewaktu ia pertama kali berbohong, ia justru diapresiasi oleh orangtuanya.
Misalnya anak kita berbohong atau membohongi kakaknya, lalu kita tertawa karena merasa terhibur.
Nah, ini bisa dianggap sebagai apresiasi.
Dan anak yang membutuhkan perhatian lalu ia mendapatkannya dengan cara begini, berbohong bisa menjadi suatu yang ia suka.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR