Advertorial

Secanggih Apa pun, Pesawat dalam Kondisi Kritis dan Sangat Berpotensi Celaka saat Lepas Landas maupun Mendarat

Moh Habib Asyhad

Editor

Dalam kondisi seperti itu maka tidak boleh ada kesalahan sedikit pun karena kesalahan sedikit saja yang timbul  bisa menyebabkan kecelakaan fatal.
Dalam kondisi seperti itu maka tidak boleh ada kesalahan sedikit pun karena kesalahan sedikit saja yang timbul bisa menyebabkan kecelakaan fatal.

Intisari-Online.com -Pada prinsipnya secanggih apa pun pesawat terbang adalah benda terbang yang membutuhkan wahana untuk mengudara (take off) dan mendarat (landing).

Wahana untuk penerbangan dan mendarat pesawat harus memadai seperti adanya radar untuk memantau angin atau cuaca, fungsi listrik bandara, lokasi landasan untuk mendarat harus steril dari halangan, dan lainnya.

(Baca juga:(Video) Momen Mendebarkan saat Sebuah Pesawat yang Akan Mendarat ‘Dihantam’ Angin Kencang)

Ketika sedang dalam proses pendaratan atau akan terbang demi keselamatan penumpang maka semua penumpang harus memakai sabuk pengaman karena dalam kondisi take off dan landing kondisi pesawat secanggih apa pun sebenarnya sedang tidak normal.

Proses take off atau landing membutuhkan perhitungan cermat dari pilot, petugas ATC, dan kondisi pesawat harus laik terbang.

Dalam kondisi seperti itu maka tidak boleh ada kesalahan sedikit pun karena kesalahan sedikit saja yang timbul bisa menyebabkan kecelakaan fatal.

Yang jelas sebab-sebab teknis yang bisa menyebabkan pesawat mengalami masalah bisa terdeteksi sebelumnya, demikian pula sarana dan prasarana di bandara bisa diatasi sebelum mengalami masalah sehingga keselamatan pesawat baik yang mau mendarat atau terbang selalu terjamin.

Tapi masih ada kendala bagi keselamatan penerbangan pesawat jenis apa pun yang saat ini makin sulit dihindari dan diatasi.

Kendala itu yaitu akibat cuaca buruk yang diakibatkan oleh alam “yang sedang marah” dan datangnya secara tiba-tiba.

Perubahan iklim dunia yang saat ini sering menimbulkan cuaca ekstrem dan datanganya tiba-tiba belum bisa diantisipasi oleh pesawat canggih jenis apa pun.

Oleh karena itu pesawat-pesawat komersil lebih suka “mengalah” ketika menghadapi cuaca ektrem dengan cara mengubah jalur penerbangan.

Namun jika cuaca ekstrem itu tiba-tiba menghantam pesawat yang sedang persiapan take off atau landing, maka kemampuan pilotlah yang menentukan keselamatan penerbangan pesawat.

Yang paling berbahaya dalam kondisi seperti itu adalah ketika berlangsung wind shear dan microbust.

Wind shear merupakan datangnya angin yang berubah secara tiba-tiba akan menjadi paling berbahaya jika terjadi perubahan 180 derajat.

Pasalnya angin dari arah depan mendadak berubah arah menjadi dari arah belakang mengakibatkan pesawat kehilangan gaya angkat secara tiba-tiba.

Sedangkan microbust diakibatkan oleh awan comulunimbus (Cb) yang merupakan musuh utama penerbang karena bisa menimbulkan tekanan angin secara mendadak dan membanting pesawat.

(Baca juga:Yogyakarta saat Peristiwa G30S: Aidit Sudah Mendarat, Namun Yogja Akhirnya Selamat Berkat…)

Ibarat pesawat sedang terbang tiba-tiba ia dinjak oleh mahluk raksasa dari atas maka terpelantilah pesawat bersangkutan.

Akibatnya jika sampai terjadi downdraft yang disebabkan microbust, tak ada ampun pesawat sebesar apa pun akan terbanting sampai jatuh.

Sialnya cuaca ekstrem seperti itu bisa datang secara tiba-tiba akibat perubahan iklim dunia yang sudah makin kacau oleh pemanasan global.

Maka menjadi sangat penting ketika semua orang akan naik pesawat sebaiknya berdoa dulu.

Artikel Terkait