Intisari-Online.com - Pada prinsipnya secanggih apa pun pesawat terbang adalah benda terbang yang membutuhkan wahana untuk mengudara (take off) dan mendarat (landing).
Wahana untuk penerbangan dan mendarat pesawat harus memadai seperti adanya radar untuk memantau angin atau cuaca, fungsi listrik bandara, lokasi landasan untuk mendarat harus steril dari halangan, dan lainnya.
(Baca juga: (Video) Momen Mendebarkan saat Sebuah Pesawat yang Akan Mendarat ‘Dihantam’ Angin Kencang)
Ketika sedang dalam proses pendaratan atau akan terbang demi keselamatan penumpang maka semua penumpang harus memakai sabuk pengaman karena dalam kondisi take off dan landing kondisi pesawat secanggih apa pun sebenarnya sedang tidak normal.
Proses take off atau landing membutuhkan perhitungan cermat dari pilot, petugas ATC, dan kondisi pesawat harus laik terbang.
Dalam kondisi seperti itu maka tidak boleh ada kesalahan sedikit pun karena kesalahan sedikit saja yang timbul bisa menyebabkan kecelakaan fatal.
Yang jelas sebab-sebab teknis yang bisa menyebabkan pesawat mengalami masalah bisa terdeteksi sebelumnya, demikian pula sarana dan prasarana di bandara bisa diatasi sebelum mengalami masalah sehingga keselamatan pesawat baik yang mau mendarat atau terbang selalu terjamin.
Tapi masih ada kendala bagi keselamatan penerbangan pesawat jenis apa pun yang saat ini makin sulit dihindari dan diatasi.
Kendala itu yaitu akibat cuaca buruk yang diakibatkan oleh alam “yang sedang marah” dan datangnya secara tiba-tiba.
Perubahan iklim dunia yang saat ini sering menimbulkan cuaca ekstrem dan datanganya tiba-tiba belum bisa diantisipasi oleh pesawat canggih jenis apa pun.
Oleh karena itu pesawat-pesawat komersil lebih suka “mengalah” ketika menghadapi cuaca ektrem dengan cara mengubah jalur penerbangan.
Namun jika cuaca ekstrem itu tiba-tiba menghantam pesawat yang sedang persiapan take off atau landing, maka kemampuan pilotlah yang menentukan keselamatan penerbangan pesawat.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR