Intisari-Online.com - Setelah “disulap” menjadi kefir yang asam rasanya, susu bisa menjadi lebih awet. Selain itu juga makin “berkhasiat”.
Ia bisa menurunkan kolesterol, serta mengurangi risiko timbulnya kanker dan penyakit jantung koroner.
Anda pernah minum kefir?
Mungkin ada yang langsung bergidik, “Wuih,asam.. rasanya.”
(Baca juga: Tenang Saja, Kuning Telur Tak Bikin Kolesterol Tinggi Jadi Jangan Dimusuhi)
Memang produk susu yang juga bersifat alkoholik dan karbonat ini berasal dan banyak dikonsumsi di kawasan Kaukasia.
Bahkan di Rusia, kefir merupakan minuman populer yang diproduksi dan diperdagangkan dalam jumlah besar.
Butiran bibit kefir yang dibutuhkan untuk membuat susu kefir banyak dijual di toko-toko makanan di kawasan itu. Para ibu rumah tangga biasanya membuat kefir untuk keluarganya.
Namun, kefir juga diproduksi di Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Penurun kolesterol dan risiko kanker
Meski rasanya asam, kefir bukan susu yang sudah basi. Kandungan gizinya hampir sama dengan gizi bahan aslinya, susu.
Malah, kefir memiliki kelebihan dibandingkan dengan susu segar. Karena asam yan terbentuk, masa simpan kefir bisa lebih lama. Kefir juga mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dan yang bersifat patogen.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR