Intisari-Online.com - Selama beberapa dekade, kadar Kolesterol darah yang tinggi telah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan serangan jantung yang lebih tinggi.
Dalam upaya untuk memangkas kadar Kolesterol darah, komunitas medis menyarankan masyarakat untuk melakukan diet Kolesterol, seperti menghindari konsumsi telur utuh.
Tapi, ada satu hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memutuskan untuk memusuhi kuning telur.
"Menghindari kuning telur hampir tidak relevan jika Anda mengharapkan kadar Kolesterol darah yang sehat dan kesehatan jantung," kata Donald K. Layman, Ph.D., profesor ilmu makanan dan nutrisi di University of Illinois.
“Bahkan, setelah melakukan studi, kurang dari setengah responden yang memiliki penyakit jantung yang dinyatakan memiliki kadar Kolesterol tinggi. Sehingga, Kolesterol tinggi bukan patokan yang bisa memprediksi penyakit jantung."
Patricia Vassallo, M.D., ahli jantung di Rumah Sakit Northwestern Memorial mengatakan, “Untuk meningkatkan kadar Kolesterol baik dalam darah secara alami, Anda harus berhenti mengonsumsi lemak trans. Makan lebih banyak makanan dengan kandungan asam lemak omega-3 dan juga serat, seperti buah dan sayur. Sehingga, Anda tak perlu bermusuhan dengan kuning telur.”
Telur merupakan sumber protein nomor 1 yang mudah diserap, yang berarti bahwa tubuh Anda dapat menyerap dan menggunakan protein telur lebih baik, ketimbang dari makanan lain. Seluruh telur akan menyumbangkan sekitar enam sampai tujuh gram protein, tergantung pada ukuran.
Sementara itu, penelitian dari University of Surrey di Inggris menunjukkan bahwa kuning telur kaya akan fosfor, zinc, vitamin B, kolin, dan antioksidan.
Bila dikombinasikan dengan putih telur, maka nutrisi yang didapatkan tubuh menjadi lebih baik, mulai dari membantu mengurangi inflamasi, penurunan berat badan lebih mudah, lebih banyak otot, dan kecerdasan otak.
Bahkan, dalam sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan American Heart Journal, orang yang sudah memiliki penyakit arteri koroner, makan telur utuh dua buah sehari masih baik-baik saja.
(Ayunda Pininta/kompas.com)