Advertorial
Intisari-Online.com- Aksi penembakan lagi-lagi terjadi di Amerika Serikat. Kali ini berlokasi di Las Vegas.
Sampai berita ini diturunkan, dikabarkan sudah lebih dari 20 orang meninggal dunia, serta lebih dari 100 orang lainnya mengalami luka-luka.
Pelaku penembakan sendiri dikabarkan sudah meninggal dunia oleh pihak kepolisian.
Aksi penembakan secara brutal seperti ini tentu saja merupakan kabar yang mengerikan sekaligus menakutkan.
Namun, sebuah data mengenai aksi penembakan yang pernah terjadi di Amerika Serikat justru menunjukkan kabar baik.
Sebab, data menunjukkanbahwa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, korban penembakan di Amerika Serikat cenderung mengalami peningkatan peluang untuk selamat.
Bahkan menurut Profesor Thomas Scalea dari University of Maryland Medical Center, angka peningkatannya mencapai 30 hingga 40 persen.
Faktor paling penting yang menyangkut keselamatan korban penembakan adalah lokasi luka, jumlah darah yang hilang, serta seberapa cepat korban dibawa ke rumah sakit terdekat.
Misalnya saja jika yang bagian tertembak adalah hati atau jantung, maka kecenderungan selamat sangat kecil karena kedua organ tersebut dapat menyebabkan darah hilang dengan cepat.
Peran tenaga ahli juga menjadi sangat penting.
Menurut Scalea yang tidak dilibatkan dalam penanganan korban penembakan di pemutaran film Batman tersebut, kini para petugas kesehatan lebih memilih untuk segera membawa korban ke rumah sakit dibanding melakukan upaya pemulihan kondisi korban di lokasi kejadian.
Upaya penyelamatan juga dapat berlangsung lebih cepat karena menggunakan alat pemeriksaan yang modern.
Contohnya adalah penggunaanultrasounduntuk mendiagnosis pendarahan, termasuk pendarahan di dalam tubuh.
Untuk menghentikan pendarahan juga tidak memerlukan operasi terbuka, melainkan hanya memasukan kateter yang dipandu sinar-X.
Andaipun memerlukan operasi terbuka, dokter menghindari dilakukannya operasi yang besar dan membutuhkan waktu yang lama.
(Baca juga: Berikut Ini Kronologi Penembakan Mobil Satu Keluarga oleh Polisi di Lubuklinggau Versi Kapolres)
Dokter cenderung memilih untuk melakukan pengendalian kerusakan.
Mereka memilih luka mana yang paling mengancam jiwa sebagai prioritas perawatan, baru kemudian mengobati luka-luka yang lain.
Hal ini dapat mengurangi kemungkinan kasus korban yang kehilangan darah jika operasi dilakukan dalam waktu yang lama. (MyHealthNewsDaily)