Advertorial

Dua Remaja Ini Mendapat Penghargaan dari Polisi Setelah Mencegah Pria Bunuh Diri dari Jembatan Penyeberangan

Moh Habib Asyhad

Penulis

Pulang sekolah melihat orang ingin bunuh diri bukanlah pengalaman yang menyenangkan bagi pelajar SMA. Namun, itulah yang terjadi pada dua pelajar di Inggris ini.
Pulang sekolah melihat orang ingin bunuh diri bukanlah pengalaman yang menyenangkan bagi pelajar SMA. Namun, itulah yang terjadi pada dua pelajar di Inggris ini.

Intisari-Online.com – Ini adalah cerita Haci Demir dan George Sofioniou. Kedua remaja usia 15 tahun tersebut adalah murid St Mary’s C of E High School di Cheshunt, Hertfordshire, Inggris.

Pada pukul 5 sore dalam perjalanan pulang mereka melihat ada seorang pria di atas jembatan Paul Culley.

Sebelah kaki pria itu berada di luar jembatan dimana lalulintas di bawahnya sedang ramai.

(Baca juga:Nyaris Bunuh Diri, Pria Ini Selamat oleh Telepon dari Seorang Wanita yang Kini Justru Jadi Istrinya)

Mereka menyangka aksi pria berusia 21 tahun sebagai sebuah aksi keberanian. Itu sebabnya mereka merekam aksi pria itu dengan telepon genggam.

“Aku kira itu hanya lelucon. Aku kira ia akan meluncur atau lainnya, tetapi kemudian aku melihat ia benar-benar susah dan aku tahu ini serius,” cerita Haci Demir yang rumahnya tidak jauh dari jembatan itu.

Akhirnya remaja itu segera menelepon polisi untuk minta bantuan. Lalu, mereka bergegas mendatangi pria yang stres itu untuk menghentikan aksinya.

Begitu pria itu melepaskan pegangannya pada jembatan, George menangkap kerah bajunya. Sementara Haci memegangi pingganggnya dari celah jembatan.

Seorang anak usia 12 tahun ikut membantu dengan memegangi kaki pria itu. Namun, ia diminta untuk melepaskannnya dan mencari bantuan.

“Aku sadar tidak dapat hanya melihat saja. Kami mencoba untuk meyakinkan dia agar menghentikan aksinya,” lanjut Haci.

“Aku bilang padanya: “Jangan lakukan ini, keluargamu mencintaimu, pikirkan ibumu, ayahmu, dan isterimu. Aku bilang begitu untuk menenangkan tetapi dia menolaknya. Ia tetap akan melompat.”

Mereka mengerahkan seluruh kekuatanya untuk memegang pria itu karena ia berontak untuk membebaskan diri dari pegangan kedua remaja itu.

Pria itu menangis dan sangat terguncang. Ia benar-benar melawan kedua remaja itu tetapi mereka tidak membiarkannya.

Haci terus berbicara kepada pria itu. Ia bilang: “Kamu tidak bisa melakukan ini, pikirkan hidupmu. Hanya Tuhan yang boleh melakukannya.”

Namun, karena kata-kata itu tidak mempan juga, akhirnya ia berkata: “Tolong jangan lakukan ini. Aku terlalu muda untuk melihat hal seperti ini.”

George menambahkan, pria ia hanya berkata pada mereka: “Jika ibuku menelepon, katakana padanya bahwa aku mencintainya.”

Menurut George, ada juga banyak orang yang melewati jembatan itu. Hanya saja mereka tidak mempedulikan apa yang dilakukan oleh dirinya dan Haci.

Bagi George, aksi mereka adalah insting alami untuk menolong. “Namun itu cukup traumatis melihat orang-orang yang lewat di jembatan berlalu begitu saja tidak peduli dengan situasi. Aku pikir ini menjengkelkan.”

Beruntung kemudian ada orang lain yang lewat dan mau membantu. Ada sekitar 7 orang yang akhirnya mau menolong.

Dilansir dari situs Mirror, salah satunya adalah Joanne Stammers (47 tahun) yang menderita penyakit Klippel-Trenaunay, yang beresiko tinggi terkena pembekuan darah di otak.

Setelah beberapa lama, akhirnya polisi datang ke jembatan Paul Culley. Menurut George, polisi langsung memborgol tangan pria itu. Wajah pria itu menunjukan bahwa ia tahu ini sudah berakhir.

(Baca juga:Berhasil Turunkan Angka Buta Huruf di Daerah Terpencil, Babinsa Ini Dapat Penghargaan dari Jokowi)

Pengalaman mencegah orang akan bunuh diri tentunya membuat syok kedua remaja itu sesudahnya. George menceritakan peristiwa itu kepada orangtuanya, Stella dan Michael Sofioniou.

Sementara Haci dan ibunya, Dilek Demir, melihat ke jembatan dari rumah mereka. Polisi dan seorang petugas pemadam kebakaran membantu pria itu turun dari jembatan.

Menurut Dilek Demir, peristiwa itu berpengaruh pada putranya. Malam hari ia terduduk di tepi tempat tidur karena tidak bisa tidur.

Haci bermimpi ia berada di jembatan. Ia melompat dari jembatan dan tidak ada seorang pun yang memegangi dirinya.

“Peristiwa itu suka datang masuk ke kepalaku. Aku ingin melupakannya, tetapi aku senang aku menyelamatkan hidupnya.”

George menambahkan, “Aku bangga karena kami telah membantu pria itu.”

Aksi Haci Demir dan George Sofioniou tidak luput dari perhatian polisi setempat.

Inspektur Kepala Ian Butler mengatakan bahwa ia tidak meragukan aksi empat remaja dan seorang wanita yang telah menyelamatkan hidup pria tersebut. “Aku merekomendasikan mereka untuk menerika penghargaan keberanian.”

Pria yang mencoba bunuh diri itu dirawat di sebuah rumah sakit usai drama yang berlangsung selama 10 menit itu. Kini ia sudah kembali ke rumah.

(Baca juga:Forbes Cabut Posisi Bos First Travel Anniesa Hasibuan dari Daftar Penghargaan Wanita Inspiratif)

Nenek pria itu mengucapkan banyak terima kasih kepada Haci dan George, serta pria dan wanita lainnya yang ikut membantu. Menurut sang nenek, tidaklah mudah melakukannya dan mereka sangat berani.

Artikel Terkait