Advertorial

Inilah Hal yang Paling Dirindukan Para Astronout pada Misi ‘Mars KW’ Selama 8 Bulan Terisolasi

Moh Habib Asyhad

Editor

Intisari-Online.com -“Kehilangan akses internet adalah masalah yang paling besar dibanding konflik personal antara enam astronot yang diisolasi selama delapan bulan itu.”

Begitu ujar salah seorang anggota tim yang berasal dari Inggris yang terdaftar dalam misi simulasi penerbangan jarak jauh berbasis di Mars di Hawaii, Amerika Serikat.

Menurut astrobiolog dari University of Edinburgh, Sam Payler, tak ada ujaran kebencian pribadi yang diucapkan oleh salah satu kru pun dalam misi yang berakhir pada 17 September itu.

(Baca juga:Bulannya Saturnus Ini Bisa Jadi Tempat Tinggal Baru Manusia 'Terdekat' Setelah Mars)

Berada dalam ruangan tanpa internet telah menciptakan lebih banyak kesulitan alih-alih terlibat dalam konflik sosial antaranggota.

Bericara dari Hawaii, di empat laki-laki dan dua perempuan tinggal di sebuah kubah selua 111 meter persegi yang terletak di gunung berapi aktif, Payler bilang:

“Saya sangat beruntung punya kru yang hebat. Tidak ada kelompok yang terisolasi yang bisa kebal terhadap argumen apa pun, namun setiap orang melakukan pekerjaan yang menakjubkan dalam mengatasi masalah apa pun yang kami hadapi.”

Menurut Payler, mereka menghabiskan banyak waktu untuk membicarakan bagaimana menghindari konflik. Yang menurutnya luar biasa, tidak sekali pun di antara mereka ada yang menggunakan penghinaan pribadi.

“Kelompok ini dipilih dengan sangat hati-hati untuk mencoba dan mendapatkan sebuah kelompok yang akan bekerja sama dengan baik dan bergaul, dan sepertinya kali telah mencapainya,” tambah Payler.

Misi Hi-Seas (Hawaii Space Exploration Analog and Simulation) yang misi yang kelima dalam serangkaian eksperimen serupa yang didanai oleh badan antariksa Amerika NASA.

Tujuan misi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikologis dan sosial yang mungkin muncul pada misi antariksa jarak jauh.

Selama bersama di dataran berbatu di ketinggian 8.200 kaki di bawah puncak Mauno Loa itu, enam orang ini tinggal dan bekerja seolah-olah sedang berada di Mars. Mereka melakukan perawatan, melakukan studi ilmiah, dan berolahraga.

Untuk kebutuhan sehari-hari, mereka mengandalkan makanan “shelf-stable” dan dijauhkan dari semua buah, daging, atau sayuran segar.

(Baca juga:Sesaat Sebelum 'Bunuh Diri' ke Permukaan Komet, Wahana Antariksa Rosetta Kirim Foto-foto Ini)

Dalam sebuah wawanara eksklusif dengan PA, Payler mengatakan:

“Hari-hari kami penuh dengan jenis tugas yang membantu kami tidak jadi gila. Menjaga fokus dan sibuk adalah kunci untuk menjaga kesehatan fisiologis.

Kami juga banyak berolahraga (enam kali seminggu untuk saya) agar semangat tetap tinggi dan membantu kami menangani tugas EVA (pergi ke gunung berapi di luar angkasa).”

Selain sinyal internet, ia mengaku sangat rindu dengan buah segar, jus, es krim, steak, makanan laut, dan bir.

Artikel Terkait