Untuk mengirim pasukan dan persenjataan ke wilayah yang sedang dilanda pemberontakkan, militer Burma saat itu ternyata belum memiliki pesawat.
Karena kebutuhan transportasi udara begitu mendesak maka pada 20 Januari 1949 ijin Wiweko dan timnya untuk mendirikan maskapai Indonesian Airways di Burma sudah dikabulkan.
Pada 26 Januari 1949, Wiweko dan timnya pun terbang menggunakan RI-001 Seulawah dari Calcuta menuju Rangoon, Burma.
Sejak berada di Burma pesawat RI-001 Seulawah segera memberikan pemasukan uang dollar AS karena hampir setiap hari dicarter oleh militer Burma.
Militer Burma bahkan memberikan bantuan berupa persenjataan untuk dikirim kepada para pejuang RI sebagai tanda ucapan terima kasih.