Find Us On Social Media :

Walau Sempat Dicibir, Restoran dengan Konsep Boleh Bayar Seiklhlasnya Ini Malah Sangat Sukses

By Ade Sulaeman, Rabu, 13 September 2017 | 15:00 WIB

Intisari-Online.com – Ada pepatah lama mengatakan, ‘setiap orang punya rezekinya masing-masing yang sudah diatur Tuhan dan tidak mungkin tertukar’.

Itulah prinsip yang digunakan Dana Parris.

Berbekal keyakinan tersebut, wanita asal Dallas, North Carolina, Amerika Serikat ini mendirikan sebuah restoran tahun 2012.

Restoran yang diberi nama Just Cookin ini punya konsep yang unik.

Di mana pembeli boleh membayar sesuka hati mereka atas makanan yang disantapnya.

Terang saja konsep restorannya ini mendapat cemooh dari warga setempat. Mereka mengatakan bahwa Parris sebentar lagi akan bangkrut.

Namun Parris memilih konsep ini bukan tanpa sebab. Dulu ia pernah punya usaha restoran tapi selalu bangkrut.

Di kala keterpurukannya, Parris mendekatkan diri kepada Tuhan dan berdoa.

“Saya terus berdoa dan bisnis adalah bisnis Tuhan, tapi saya merasa tidak sepenuhnya berpasrah pada Tuhan,” kata Parris dilansir Business Insider.

Dalam doanya, Parris merasa seolah Tuhan menghampirinya dan berkata, ‘cukuplah dirinya berusaha dan biarkan Sang Mahakuasa yang melakukan sisanya’.

Inilah alasan mengapa Parris sangat yakin usahanya kali ini.

Hasilnya tidak terduga. Pada minggu pertama restorannya beroperasi, omzet restorannya meningkat tiga kali.

Perilaku pelanggan Just Cookin memang berbeda-beda.

Sebagian membayar dengan harga standar, sebagian lagi membayar lebih, dan sebagian kecil membayar di bawah harga pasaran.

Bahkan ada banyak kisah menarik di balik konsep ini. Salah satu cerita seorang suster yang datang.

Ia memesan hot dog dan segelas minuman. Namun ternyata ia tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar.

Sehingga Parris membiarkannya membayar dengan harga sangat minim.

Tapi dua hari kemudian, sang suster kembali dan membayar 20 US Dollar (Rp280 ribu) dengan menu yang sama.

Artikel ini telah terbit di majalah Intisari edisi September 2017 dengan judul “Biarlah Tangan Tuhan yang Bekerja”.

Penulis: Yoyok Prima Maulana