Find Us On Social Media :

Hari Diabetes Sedunia: Gara-gara Lele, Luka Penderita Diabetes Cepat Sembuh!

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 15 November 2018 | 18:00 WIB

Peptida ini merupakan bagian dari respon imun bawaan dan ditemukan di antara semua kelas kehidupan.

Hanya saja, pada ikan lele, lendir ini sifatnya seperti mantel atau jas hujan yang melindungi mereka dari kondisi lingkungan yang sangat kotor sekalipun.

Bahkan, lendir ini volumenya semakin meningkat seiring dengan peningkatan stres yang dialami ikan lele pada habitatnya.

Baca Juga : Bukan Merokok, Ini Penyebab Terbesar yang Bisa Sebabkan Diabetes dan Penyakit Jantung

Sebenarnya lendir ini dihasilkan oleh semua ikan, baik yang bersisik maupun tidak.

Fungsi lendir beragam, seperti mengurangi gesekan dengan air pada saat berenang, mempertahankan kondisi bentuk ikan terhadap tekanan air, serta melindungi tubuh ikan dari serangan mikroorganisme yang ada dalam air.

Tetapi, ikan yang tidak bersisik seperti ikan lele lapisan lendirnya lebih tebal dan konsentrasinya lebih banyak daripada ikan yang bersisik.

Alasan lain dipilih ikan lele, “Ikan lele dikenal sebagai ikan air tawar yang punya mekanisme imunitas kompleks."

"Meski hidup di lingkungan air tercemar penuh bakteri patogen, tetapi jarang mengalami infeksi karena imunitas non-spesifiknya berupa lendir pada kulit," ujar Dion ketika bertemu dengan Intisari di kampus UGM September lalu.

Berdasarkan hasil screening AMPs, pada konsentrasi 10 persen lendir lele selain mengandung protein sebesar 23,64 mg/ml juga mengandung antimikrobial peptide lectin, claricin, hepsidin, lizo zyme dan flavoenzyme.

Baca Juga : Manfaat Lidah Buaya: Obat Kanker, Diabetes, hingga Kolesterol

Kandungan antimikrobial inilah yang menjadi “pasukan tempur” ikan lele dalam melawan bakteri patogen.