Penulis
Intisari-Online.com -Demi menyelamatkan nyawa anaknya, seorang ibu di Michigan, Amerika Serika, menolak melakukan kemoterapi—meskipun ia harus kehilangan nyawanya.
Carrie DeKlyen memilih melepaskan perawatan kanker yang akan memperpanjang hidupnya namun mengakhiri kehamilannya. Dan benar, ia meninggal tiga hari setelah kelahiran si buah hati.
“Sampai jumpa di surga,” kata Nick DeKlyen kepada istrinya sebelum ia meninggal.
Sekarang, tambahnya, ia berada di tangan Tuhan.
Perempuan 37 tahun itu meninggal dikelilingi keluarganya di Rumah Sakit Universitas Michigan di Ann Arbor.
Ia mengalami koma sejak Juli dan melahirkan bayi perempuan melalui operasi sesar darurat pada Rabu (6/9) kemarin. Bayi itu diberi nama Lynn DeKlyen.
Ia lahir dengan bobot 1 pounds 4 ons.
Setelah mendapatkan perawatan intensif, kondisi Lynn sekarang berangsur membaik. Berat badannya pun meninggal dengan signifikan dan “hampir bernapas sendiri”.
“Ia akan baik-baik saja,” ujar Nick. “Ia akan berad di sini selama empat atau lima bulan, tapi kami berharap ia tumbuh menjadi bayi yang sehat…”
Corrie memilih melupakan kemoterapi untuk mengobati kanker otaknya. Bagaimanapun juga, jika dituruti, kemoterapi itu bisa membunuh janinnya sendiri.
Lynn lahir sangat prematur, ketika kehamilan memasuki usia 24 minggu dan 5 hari.
Pasangan Carrie dan Nick, yang berasal dari Wyoming, Michigan barat, punya lima anak lain yang berusia antara 2 sampai 8 tahun. Nick bilang bahwa keluarganya adalah pemeluk Kristen yang taat.
“Istriku mencintai Tuhan dan ia mencintai anak-anaknya lebih dari apa pun,” ujar Nick.
“Ini menyakitkan,” tambahnya. “Tapi inilah yang ia inginkan. Ia ingin menyelematkan anaknya.”
Sejak Carrie didiagnosis kanker otak pada April lalu, keluarga Nick telah berbagi kabar tentang penyakitnya dan kehamilannya di beranda Facebook Cure 4 Carrie. Dalam unggahan itu, Nick mengutip Alkitab, Yohanes 15:13.
(Baca juga:Terkena Cacar Air Membuat Risiko Kanker Otak Berkurang)
“Kasih yang lebih besar tidak lain daripada ini: untuk menyerahkan nyawa seseorang untuk teman-temannya.”
Carrie tahu dirinya hamil dua minggu setelah diagnosis menderita glioblastoma. Ia menjalani dua operasi untuk mengangkat tumor dan, bersama dengan suaminya, memilih untuk melepaskan percobaan klinis untuk melindungi si buah hati.