Find Us On Social Media :

Hari Pahlawan: 10 Fakta Pertempuran Surabaya 10 November 1945 yang Belum Terceritakan

By Intisari Online, Sabtu, 10 November 2018 | 11:47 WIB

Kelima, Selain melibatkan Tentara Keamanan Rakjat, tentara Hizbullah, dan Sabilillah, pertempuran ini juga melibatkan TKR Chunking yang terdiri atas warga Tionghoa di Surabaya.

Keenam, jika Bung Tomo menggunakan radio untuk menggelorakan semangat arek Surabaya, seorang gadis Tionghoa, melalui radio yang dikelola komunitas Tionghoa setempat, berpidato menggunakan bahasa Inggris, meminta bantuan kepada Pemerintah Republik Tiongkok untuk membantu rakyat Surabaya.

Ketujuh, saat perang meletus, Bung Tomo justru ditawan oleh laskar.

Usut punya usut, penawanan itu adalah instruksi dari Cak Mus alias dr. Mustopo, Pemimpin Markas Besar Tentara Jawa Timur, untuk melindungi Bung Tomo yang dianggap sebagai orang penting.

Baca Juga : Hari Pahlawan: Kisah para Pahlawan yang Harus Bersemayam Tanpa Makam

Kedelapan, dalam sebuah orasinya, alih-alih mengutuk, Cak Mus justru memuji tentara NICA dan Sekutu.

Begini bunyi orasinya: “NICA, NICA, NICA, jangan mendarat. Inggris, kamu jangan mendarat.

Kalian tahu aturan Inggris, kalian pintar, sudah sekolah tinggi. Kalian tahu aturan, jangan mendarat!”

Kesembilan, untuk melawan tentara Sekutu, Bung Tomo dan pemuda lainnya aktif melobi Jepang untuk menyerahkan senjata.

Pada satu kesempatan, seorang bekas tentara Jepang ogah menyerahkan bayonetnya. Baginya yang seorang juru masak, bayonet itu sangat penting.

Bayonet itu biasa digunakannya untuk memasak. Tidak kehilangan akal, Bung Tomo menyuruh salah seorang pemuda untuk mencari sebilah pisau dan ditukarkan dengan bayonet itu.

Kesepuluh, saat pertempuran terjadi, banyak pemuda dari laskar-laskar yang ada di Surabaya belum tahu cara melempar granat.

Mereka tidak paham kalau sebelum dilempar, granat harus dicabut picunya terlebih dahulu.

Gambaran ini pernah disinggung sekilas oleh Imam Tantowi dalam filmnya Merdeka atau Mati: Soerabaia 45.

(Moh Habib Asyhad)

Baca Juga : Hari Pahlawan: Kisah Pahlawan Tanpa Makam di Indonesia