Find Us On Social Media :

Lotus yang Suka Mengecoh, Selalu Dibikin Galau oleh Ulat dan Belalang

By Moh Habib Asyhad, Senin, 4 September 2017 | 16:40 WIB

Sesuai dengan sebutannya, lily suci dari Sungai Nil, tanah tumpah darah lotus adalah Mesir bagian tengah dan Afrika Barat.

Ia kemudian diajak merantau ke Madagaskar dan Grosswardein, Hungaria serta ke berbagai daerah tropis dan subtropis. Beberapa di antaranya akhirnya menjadi penghuni Kebun Raya Bogor.

Termasuk subgenera Lotos

Kalau ditelusuri nenek-moyangnya, lotus merupakan warga dari suku Nympaeaceae. Suku ini termasuk ke dalam tumbuhan dikotiledon dan anggota keluarga lily air yang  berbentuk herba menahun. Tumbuhan dari suku ini kadang-kadang tumbuh dari batang bawah yang kuat.

Ada tujuh marga yang hidup di bawah naungan suku ini, salha satunya Nymphaea. Marga Nymphaea sendiri melingkupi tumbuhan herba yang hidup di air tawar, mempunyai batang bawah (rootstock) yang berdaging dan besar, atau berumbi.

Daunnya besar berbentuk jantung atau agak membundar, dan selalu terapung di atas permukaan air. Bunganya tunggal berwarna putih, kuning, biru, atau mera. Sangat cantik.

Marga Nymphaea dibagi lagi menjadi dua kelompok utama, Apocarpiae dan Syncarpiae. Masing-masing kelompok terdiri atas lima subgenera.

Nah, si lily suci dari Sungai Nil sendiri termasuk kelompok Syncarpiae subgenera Lotos.

Subgenera ini berasal dari daerah tropis, mulai dari daratan Eropa, Kepulauan Filipina, dan Madagaskar. Di kampung halamannya kebanyakan kelompok Lotos mempunyai kebiasaan hidup di musim basah berganti dengan musim kering.

Pada akhir musim basah, terbentuk umbi di bagian bawah tanaman, daun-daunnya berguguran dan akibatnya di musim kering tanaman bertahan dalam bentuk umbi.

Bunga tumbuhan yang termasuk dalam subgenera ini umumnya mekar pada petang atau senja hari. Masa mekarnya bunga berlangsung 3 – 4 hari.

Pada masa itu, ketika hari hangat atau panas, sekitar pukul 11.00 atau tengah hari, bunga-bunga itu untuk sementara menguncup.

Musuh bebuyutan

Sebagai bangsa tanaman, sepanjang hidupnya lotus tak lepas dari gangguan hama dan penyakit. Namun, ia lebih sering diganggu hama ketimbang penyakit.

Salah satu dari jenis hama yang umum mengusik ketenteraman hidupnya adalah aphid hitam (Rhopalosiphum nymphaea). Beruntung, lotus punya sekutu yang boleh dibilang setia membelanya mati-matian, meski tak sampai mati beneran.

Mereka tak lain adalah ikan yang hidup “kumpul kebo” bersamanya di air. Ikan-ikan itu akan membentengi lotus dari hama baik secara biologis maupun fisik. Kalau hama datang, kawanan ikan itu dengan sigap melenyapkannya.

Sejenis ulat dari jenis Diacrisia virginica juga suka mengancam kelangsungan hidup lotus dengan cara memakan daunnya.

Bagaimana tidak mengancam jiwa, kalau dalam satu hari ulat-ulat itu bisa menghabiskan selembar daun lotus. Bayangkan saja, bisa-bisa dalam seminggu tamatlah riwayat seonggok lotus.

Hanya itukah  musuh-musuh lotus? Tidak! Masih ada lagi makhluk lain yang bisa bikin lotus hidup dalam kegalauan.

Sejenis belalang dari jenis Megamelus davisi menyukai daun lotus sebagai hidangan istimewanya. Juga jenis kumbang yang nama latinnya Garelucella nymphaea dan Donacia sp.

Kedua jenis kumbang ini pun menyerang daun-daun lotus. Bahkan, sejenis kutu yang dikenal sebagai sebutan laba-laba merah (Tetranychus sp.) suka mencabik-cabik daun hingga lotusnya tak berdaya.

Untunglah, lotus termasuk tumbuhan yang “mudah beranak”. Jadi, pepatah “mati satu tumbuh seribu” rasanya berlaku pula untuk si lily suci dari Sungai Nil ini. (Inggit Puji Astuti, Peneliti pada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor)

(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi November 2003)