Find Us On Social Media :

Pencarian Korban Lion Air JT 610 Dilanjutkan: Keluarga Bahagia, Tim Pencari Semakin Berada dalam Kondisi Bahaya

By Intisari Online, Kamis, 8 November 2018 | 15:15 WIB

Kendala identifikasi

Selain risiko penularan penyakit kepada petugas, kekhawatiran tertuju pada potensi kian sulitnya identifikasi jenazah seiring proses pembusukan.

Ferryal menjelaskan, tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim Identification/DVI) amat bergantung pada data primer, yakni sidik jari, asam deoksiribonukleat atau DNA, dan profil gigi, untuk hasil identifikasi yang sahih.

Menurut Ferryal, sidik jari dan DNA amat sulit diharapkan. Sebab, kulit jasad yang terus terkelupas membuat sidik jari pun ikut hilang dan DNA tubuh rusak akibat air laut.

Data primer yang bisa diandalkan adalah profil gigi, yakni segala data terkait 32 gigi jenazah, termasuk kapan dicabut, ditambal pada gigi mana saja, dan tindakan medis lain. hal itu lantaran gigi adalah bagian tubuh paling tahan terhadap pembusukan akibat air.

”Sayangnya, kurang dari 1 persen penduduk Indonesia yang memiliki dental record (data gigi),” kata Ferryal. Meski tim DVI mendapat data lengkap terkait profil gigi, identitas jenazah tak akan ditemukan jika data gigi semasa hidup tidak ada.

Ke depan, identifikasi masyarakat harus jadi prioritas di tengah kondisi Indonesia yang rawan bencana. (J Galuh Bimantara)

Baca Juga : Keluarga Deryl Fida Korban Lion Air JT 610, Alami Hal Janggal ini Saat Kirim Doa Untuknya