Find Us On Social Media :

Berkaca dari Pengalaman Perang Teluk, AS Sepertinya akan Mengandalkan Serangan Udara Jika Benar Menyerang Korut

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 29 Agustus 2017 | 19:40 WIB

Intisari-Online.com - Dalam Perang Teluk I (1990-1991) yang dipicu oleh serbuan Irak ke Kuwait, peran kekuatan udara sangatlah menentukan.

Baik bagi Irak yang mampu menggasak Kuwait pada awal perang maupun AS yang sukses menggebuk Irak di akhir pertempuran, kunci sukses keduanya ditentukan oleh superioritas air power.

Irak yang melancarkan serangan dadakan pada awal bulan Agustus 1990 ke Kuwait selain mengerahkan tank-tank lapis bajanya juga melakukan perlindungan udara (air cover) dengan mengerahkan pesawat tempur Sukhoi dan helikopter Mi-24 Hind.

(Baca juga: Pemutusan Hubungan Diplomatik Negara-negara Arab terhadap Qatar adalah Buntut Panjang dari Perang Teluk)

Serbuan dari darat dan udara memang membuat Kuwait kewalahan.

Namun demikian rudal-rudal surface to airmissile (SAM)yang diluncurkan AU Kuwait masih sanggup merontokkan 23 pesawat tempur Irak dari berbagai jenis.

Akhirnya karena kehabisan rudal SAM, Kuwait dalam sehari berhasil dikuasai Irak sedangkan para personel yang bertugas sebagai operator rudal dan sejumlah pilot Kuwait memilih menyelamatkan diri ke Arab Saudi.

Invasi Irak ke Kuwait yang berhasil dilancarkan dalam tempo singkat disamping mencerminkan sukses tempur tentara Irak, imbasnya juga mengejukan dunia. Karena Irak ternyata berambisi menguasai seluruh Jazirah Arab.

Atas nama PBB, AS dan koalisinya  cepat-cepat merancang operasi gabungan untuk menyelamatkan Kuwait.

Maka  digelarlah Operation Desert Shield disusul Operation Desert Storm.

Mengingat untuk menghancurkan kekuatan Irak dan meminimalkan jumlah korban hanya bisa melalui serbuan udara besar-besaran, terencana dan terarah.,AS segera mengerahkan pesawat-pesawat tempur  canggih yang dimilikinya.

Dengan kata lain, serbuan Irak ke Kuwait ternyata telah memberikan kesempatan kepada AS untuk mencoba senjata-senjata maut terbarunya.

Mulai dari kemampuan pesawat tempur dengan sasaran di udara maupun di darat.