Find Us On Social Media :

Peragaan Busana Menghibur Pelari yang Mengambil RCP Maybank Bali Marathon 2017

By Agus Surono, Sabtu, 26 Agustus 2017 | 19:45 WIB

Intisari-Online.com - Setiap lomba Bali Marathon diadakan, Maybank Indonesia sebagai pihak penyelenggara selalu membarengi dengan program tanggung jawab perusahaan.

Ini merupakan kebijakan yang sudah dirintis sejak tahun 2012, tahun pertama diselenggarakan Bali Marathon.

(Baca juga: Bali Marathon 2017: 12 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Lari Maraton, No. 10 Wajib Baca)

Tahun ini pelaksanaan seremoni kegiatan itu dipusatkan di Taman Bhagawan, Benoa dan dipimpin langsung oleh Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria beserta jajaran Direksi dan Komisaris Maybank Indonesia dengan dihadiri perwakilan pejabat pemerintah daerah penerima manfaat CSR.

Selaras dengan dukungan berkelanjutan bagi komunitas Bali, dalam pelaksanaan CR bagi masyarakat Bali tahun ini, Maybank Indonesia akan melibatkan 4.000 pelajar dan 200 guru untuk menyemarakkan lomba lari MBM 2017 dengan dukungan di sepanjang rute lomba dan memberikan dukungan fasilitas belajar-mengajar berupa peralatan sekolah dan perlengkapan olahraga kepada 35 sekolah di sepanjang rute lomba.

Maybank Indonesia juga memberikan dukungan peralatan sekolah kepada siswa-siswi penyandang disabilitas tuna rungu dari sanggar tari Sandi Muni Kumara melalui program Global CR Day yang melibatkan karyawan Maybank Indonesia cabang Bali.

Dalam acara ini juga ditampilan peragaan busana untuk menghibur para peserta lari yang sedang mengambil paket lomba (race pack collection) di Taman Bhagawan,

Peragaan busana itu menampilkan karya pengrajin tenun melalui program Maybank Women Eco Weavers.

(Baca juga: Inilah Rute Baru Maybank Bali Marathon 2017: Berbalik Arah dan Banyak Tanjakan)

Dalam kesempatan yang sama, Maybank Indonesia bersama Maybank Foundation juga memperkenalkan program RISE (Reach Independent Sustainable Entreprenurship), yaitu program pembinaan kewirausahaan (entrepreneur mentorship) kepada para penyandang disabilitas.

Program yang dilakukan di Bali ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kapabilitas usaha mikro-UKM sehingga dapat memberikan dampak positif bagi komunitas di sekitarnya.

Program pelatihan diberikan kepada 65 penyandang disabilitas di Bali, terdiri dari 35 penyandang disabilitas di Denpasar pada 29-31 Juli 2017, dan 30 penyandang disabilitas di Gianyar pada 2-4 Agustus 2017.

Peserta pelatihan diantaranya telah merintis dan membangun usaha di bidang konveksi, makanan, kerajinan tangan dan elektronika.