Find Us On Social Media :

Lebih dari Setengah Abad Abdikan Diri untuk Kemanusiaan, Ibu Teresa dari Pakistan Itu Meninggal Dunia di Usia 87 Tahun

By Moh Habib Asyhad, Senin, 21 Agustus 2017 | 11:30 WIB

Ketika itu ia sempat putus asa dengan penyataan para perawatyang menangani para penderita lepra bahwa tangan dan kaki mereka dikatakan sebagai “nutrisi tambahan buat tikus-tikus,”

Gambaran yang mengungkapkan bahwa penderita lepra tidak mendapatkan penanganan serius dari pemerintah.

Pfau memutuskan untuk tinggal di Pakistan  dan bekerja sebagai perawat kesehatan.

Ia juga mengupayakan dan  mengorganisir  terbentuknya rumah sakit yang layak bagi penderita lepra.

Perjuangan gigih Pfau menampakkan hasil dengan berdirinya rumah sakit untuk penderita lepra, Marie Adeleide Leprosy Centre pertama di Karachi.

Atas jasa dan kinerja tim Pfau pada tahun 1996 , Pakistan berhasil mengendalikan lepra – satu-satunya negara Asia yang pertama melakukan hal itu.

Organisasinya kini menjadi 157 pusat kontrol lepra, dengan lebih dari 800 staf.

(Baca juga: Tak Mau Kalah dari Korea Utara, Pakistan Juga Luncukan Rudal yang Bisa Bawa Hulu Ledak Nuklir dari Kapal Selam)

Wafatnya Pfau yang dalam karya hidupnya mirip dengan sepak terjang Ibu Theresa merupakan kehilangan besar bahi Pakistan terhadap sosok pejuang kemanusiaan itu.

Tapi sekaligus menjadi inspirasi bagi pemerintah Pakistan untuk meneruskan karya Pfau melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat berkesinambungan dan lebih optimal.