Find Us On Social Media :

Tak Mau Jadi Bulan-bulanan Kapal Perang Korut, AL Korsel Terus Tingkatkan Kekuatannya Lewat Kapal-kapal Canggih Ini

By Ade Sulaeman, Jumat, 18 Agustus 2017 | 16:30 WIB

Namun kenyataannya Korsel secara efektif mengontrolnya, karena posisi Ieodo paling dekat adalah dengan Korsel.

Untuk melindungi jalur-jalur perkapalannya di selatan semenanjung, maka Korsel kini membangun pangkalan laut baru di Pulau Jeju, yang juga dikenal sebagai pulau wisata.

Pangkalan itu menjadi basis bagi armada mobil strategis atau “strategic mobile fleet” kapal-kapal perang Korsel.

Armada ini antara lain terdiri dari sejumlah kapal perusak KDX-III Aegis yang berukuran 7.600 ton, kapal perusak KDX-II (4.500 ton), kapal selam serang Tipe-214 (1.800 ton), dan fregat generasi mendatang FFX (2.300 ton).

(Baca juga: Rentan Terlibat Perang Nuklir, di Korea Utara Stasiun Kereta Api juga Berfungsi Sebagai Bungker)

Selain membangun pangkalan penting itu, AL juga mempercepat pembentukan komando kapal selam.

Kini AL Korsel mengoperasikan sembilan kapal selam Tipe 209 (1.200 ton) buatan Jerman, dan tiga Tipe 214 buatan Korea bekerjasama dengan HDW Jerman, pembuat Tipe 209.

Enam Tipe 214 lainnya sedang dalam pembangunan, dan akan dioperasikan mulai 2018.

Kemampuan industri perkapalan Korsel kini telah mendapat pengakuan internasional.

Seperti Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), yang memperoleh pesanan tiga kapal selam dari Indonesia, dan empat kapal tanker MARS (Military Afloat Reach and Sustainability) dari AL Kerajaan Inggris.

Norwegia dikabarkan juga tertarik untuk memesan tanker MARS dan mungkin kapal selam dari Korsel.

Dalam upaya menuju blue-water force, Seoul juga akan membangun kapal selam yang sepenuhnya dirancang dan dibangun sendiri, yaitu KSS-III berukuran 3.000 ton, yang dilengkapi sistem tempur produksi dalam negeri, termasuk deteksi sasaran otomatis, sistem dan kontrol senjata, pelacakan, dan peringatan ancaman.