Find Us On Social Media :

Tak Mau Jadi Bulan-bulanan Kapal Perang Korut, AL Korsel Terus Tingkatkan Kekuatannya Lewat Kapal-kapal Canggih Ini

By Ade Sulaeman, Jumat, 18 Agustus 2017 | 16:30 WIB

Intisari-Online.com - Berbagai ketegangan di sekitar perairan Semenanjung Korea, khususnya dengan Korea Utara, semakin mendorong Korea Selatan untuk mewujudkan ambisinya memiliki AL yang kuat.

Para pejabat AL Korea maupun pengamat kemaritiman berpendapat, sekalipun kemajuan ke arah itu tampaknya lamban, namun arahnya pasti.

Pengalaman pahit tahun 2010 tatkala Korea Utara membombardir sebuah pulau Korsel, bahkan mengaramkan sebuah korvet Korsel yang diyakini ditorpedo Korut, membangkitkan semangat Korsel membangun pertahanan pantainya guna menangkis invasi dari utara.

Tetapi lebih dari itu, keinginan keras mengembangkan kekuatan laut yang mampu melakukan operasi di luar wilayahnya pun, semakin tinggi.

Keinginan ini dipicu oleh pembangunan kekuatan laut negara sekitarnya, terutama China, serta adanya potensi konflik teritorial dengan Jepang mengenai pulau-pulau kecil di timur Korea, Dokdo.

Mantan Kastaf Operasi AL Korsel, Laksamana Jung Ok-keun tahun lalu menegaskan keharusan negaranya membangun powerful blue-water force, dengan kemampuan operasi jarak jauh di luar wilayahnya.

Ia menunjuk contoh keberhasilan AL Korsel dalam Operasi Cheonghae untuk menghadapi perompak di perairan Somalia.

Selain dengan Jepang, potensi konflik teritorial juga bisa terjadi dengan China.

Pernyataan seorang pejabat kemaritiman China tahun lalu, menimbulkan reaksi keras di Seoul, karena pejabat itu mengatakan China berkuasa atas pulau karang Ieodo, yang terletak di lepas pantai Pulau Jeju di selatan ujung Semenanjung Korea.

Formasi karang itu berada dalam zona ekonomi eksklusif masing-masing yang saling overlap.

Padahal menurut hukum maritim internasional, formasi karang yang terendam air laut tidaklah dapat diklaim oleh negara mana pun.