Find Us On Social Media :

Togu Simorangkir: Hidup Tanpa Berbagi adalah Sebuah Kesalahan Besar

By Moh Habib Asyhad, Senin, 7 Agustus 2017 | 18:15 WIB

Intisari-online.com -- “Hatiku sudah mantap untuk mendedikasikan hidup dengan memberi dan berbagi,” kata Togu Simorangkir (40) pada Intisari.

Sudah 22 tahun lamanya sejak tahun 2005, ia memang giat dalam aksi sosial untuk lingkungan dan masyarakat.

Hingga akhirnya di tahun 2010, setelah 16 tahun merantau, hatinya terpanggil untuk pulang ke kampung halaman.

Dengan satu kerinduan, memberi harapan cerah bagi anak-anak di tanah kelahiran untuk melihat dunia melalui pondok-pondok belajar dan tentu saja buku!

(Baca juga: Pahlawan Itu Bernama Serka Darwis yang Setiap Hari Berjuang Bertaruh Nyawa Demi Anak-anak Desa Bisa Sekolah)

Tergeraklah hatinya melihat kebutuhan anak-anak di Pulau Samosir, sebuah pulau vulkanik di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.

Menurut pengamatan Togu, masyarakat yang tinggal di pulau sedikit lebih tertinggal ketimbang yang tinggal di dataran. Ketertinggalan itu harus dikejar anak-anak di Samosir.

Dimulailah perjuangan itu. Ia bersama beberapa rekan, mendirikan Yayasan Alusi Tao Toba, tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat sekitar danau melalui pendidikan.

Caranya? Dengan mendirikan Sopo (semacam pondok/tempat) belajar , kereta baca, dan kapal belajar di sana. Kini sejak tahun 2010-2017 telah berdiri empat  Sopo Belajar. Sopo Belajar Lontung, Sopo Belajar Janji Maria, Sopo Belajar Bahal-Bahal, dan Sopo Belajar Mual.

Mengenai kapal belajar, ceritanya begini. Suatu hari, saat Togu memandang jauh ke seberang danau, terlihatlah sebuah desa. Ternyata desa itu tidak bisa dijangkau dengan jalur darat, artinya harus menggunakan kapal menyusuri danau untuk sampai ke sana.

(Baca juga: Luar Biasa, Tukang Sampah Ini Mengubah Rumahnya Menjadi Perpustakaan Umum yang Isinya Buku-buku yang Dibuang Pemiliknya)

Terpikirlah Togu membuat kapal belajar yang difungsikan sebagai perpustakaan keliling untuk anak-anak yang desanya hanya bisa ditempuh via kapal saja.

Bikin sopo belajar, kapal belajar, kreta belajar, dan mendatangkan buku-buku semua itu, dananya dari mana? Togu bukan si kaya raya yang bisa memenuhi semua itu.