Find Us On Social Media :

Gadis yang Memenangkan Hak Mati Usia 13 Tahun Itu Telah Berubah Pikiran dan Ia Baru Saja Lulus dari Perguruan Tinggi

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 28 Juli 2017 | 18:30 WIB

Bocah ini pernah memenangkan hak mati di usia 13 tahun

Intisari-Online.com - Hannah Jones memenangkan hak mati di usia 13 tahun. Hak mati itu diajukan setelah ia didiagnosis menderita kanker dan penyakit jantung.

Tapi Jones, yang kini 22 tahun, telah berubah pikiran. Yang lebih menggembirakan lagi, ia baru saja merampungkan kuliahnya di Departemen Inggris dan Drama Universitas Aberystwyth.

Jones berusia 13 tahun ketika ia menolak melakukan tranplantasi jantung.

(Baca juga: Masih Muda Remaja 18 Tahun Ini Sudah Jadi Gembong Perdagangan Manusia, Vonis 13 Tahun Penjara pun Menyambutnya)

Keputusannya mengejutkan dunia saat ia dengan tenang bilang bahwa ia lebih baik mati daripada menjalani lebih banyak trauma di rumah sakit. Ia hanya ingin menjalani hari-hari terakhirnya dengan damai.

Alih-alih menikmati masa-masa terakhir hidupnya dengan damai, kondisi Jones semakin memburuk.

Pada usia 14 tahuh, saat kondisi dalam fase yang benar-benar kritis, ia akhirnya berubah pikiran. Ia memutuskan menerima operasi tranplantasi jantung yang berlangsung selama 6,5 jam di Great Ormond Street Hospital itu.

Pendonor jantung itu adalah seorang pria berusia 40 tahun yang meninggal dalam sebuah kecelakaan sepeda motor di Skotlandia.

Jones, yang tinggal bersama ibunya Kirsty (51) dan ayah tirinya Daniel Potter (53), bilang: “Saya tidak benar-benar percaya berapa lama waktu itu.”

(Baca juga: Valery Spiridonov, Orang Pertama di Dunia yang Akan Menjalani Tranplantasi Kepala)

Yang jelas, “Kejadian itu telah membukakan mata saya melihat dunia lain-faktanya saya telah dampak besar dari Amerika ke Selandia Baru.”

Dua tahun setelah transplantasi, Jones menghabiskan dua minggu perawatan intensif lebih-lebih ia juga didiagnosis terjangkit flu babi dan dipaksa minum pil 15 butir sehari.

“Saya harus menjaga diri. Saya tidak minum alkohol dan harus memperhatikan apa yang saya makan,” tambahnya.

“Saya juga masih mengonsumsi pil saban hari dan harus menjaga jantung saja, lebih-lebih saya punya masa depan.”

“Saya tidak tahu apa-apa tentang pendonor selain bahwa ia orang yang meninggal dalam kecelakaan sepeda motor di Skotlandia. Saya sangat bersyukur atas kesempatan untuk tetap hidup.”

(Baca juga: Ibu Tiga Anak Ini Akhirnya Berteman Baik dengan Orang Asing yang Tanpa Pamrih Mendonorkan Ginjal Untuknya)

Jones kini sedang berkencan dengan seorang mahasiswa pascasarjana Sum Mistry yang enam tahun lebih tua darinya. Jones akan memulai kursus mengajar di Bath University pada September tahun ini.

Selain merampungkan studinya, Jones juga mempelopori sebuah gerakan amal. Ibunya pun sangat bangga dengan aktivitas anaknya yang kondisi pernah sangat tragis itu.

“Kami hanya berharap keluarga pendonor mengetahui berapa banyak manfaat yang telah diberikan oleh Hannah. Itu adalah sesuatu yang sangat besar yang telah dilakukan untuk kami,” ujar ibunya.