Puluhan Tahun Jadi Korban Perang, Para Wanita Cantik Suku Kurdi Ini Sukses Jadi Ujung Tombak Melawan ISIS

Ade Sulaeman

Penulis

Peshmerga wanita

Intisari-Online.com - Suku Kurdi yang hidup di perbatasan Irak-Turki sudah lama menjadi korban perang.

Semasa Irak dipimpin oleh mendiang Presiden Saddam Hussein, suku Kurdi kerap jadi sasaran operasi militer karena menginginkan negara merdeka.

Sebaliknya oleh militer Turki, pemukiman suku Kurdi juga kerap diserang karena banyak warga Kurdi yang melintasi perbatasan dan membangun pemukiman.

Ketika militan ISIS pada tahun 2014 mulai menunjukkan pengaruhnya di kawasan Suriah dan Irak, suku Kurdi juga menjadi sasaran serangan mengingat keyakinan agamanya dianggap dianggap berbeda.

Atas serangan-serangan militer yang selama ini dialami suku Kurdi pun membentuk pasukan gerilya yang dinamakan Peshmerga untuk melakukan perlawanan dan anggotanya terdiri dari pria serta wanita yang umumnya cantik-cantik.

(Baca juga: Merasa Dianiaya Bertahun-tahun, Kaum LGBT Bentuk Unit Militer Sendiri untuk Melawan ISIS)

Pasukan gerilya Peshmerga supaya profesional dibentuk seperti pasukan reguler dan memiliki satuan-satuan serta komando yang terstruktur dengan baik.

Mereka juga memiliki pangkat dan seragam seperti pasukan reguler lainnya serta sistem pelatihan yang baik.

Dalam pelatihan militer yang dibantu oleh militer AS, porsi latihan tempur untuk prajurit pria dan wanita tidak dibedakan.

Para pasukan wanita Peshmerga yang umumnya terlatih baik bahkan menjadi ujung tombak yang utama di garis depan pertempuran untuk melawan militan ISIS.

Hingga saat ini pasukan Peshmerga wanita telah berjumlah 1.700 orang dan semuanya memiliki pengalaman tempur yang cukup.

(Baca juga: Tembak Mati Militan ISIS yang Tertangkap, Militer Libya Benarkah Militer Libya Melanggar HAM?)

Sebagai pasukan tempur yang sewaktu-waktu bisa gugur di medan perang para petarung Peshmerga wanita sampai memiliki prinsip ‘’kapan pun selalu siap menghadapi kematian’’.

Motivasi tempur mereka adalah melindungi keluarga besar suku Kurdi dan tetap setia kepada negara Irak.

Peshmerga wanita
Kehadiran militan ISIS sebenarnya memberikan ‘’keuntungan’’ karena pasukan Peshmerga makin bersatu dengan pasukan pemerintah Irak untuk menghancurkan ISIS.

Selain itu para pasukan Peshmerga wanita juga makin terasah kemampuan tempurnya berkat pertarungan selama nyaris tiga tahun melawan ISIS.

Peshmerga wanita
Perjuangan para petarung Peshmerga wanita bahkan menarik simpati sehingga banyak wanita dari negara-negara Eropa diam-diam begabung untuk menjadi pasukan tempur Peshmerga.

Artikel Terkait