Penulis
Intisari-Online.com – Lihatlah, Caden Benjamin dari Mpumalanga, Afrika Selatan. Usianya baru 10 tahun tetapi berat badannya sudah mencapai 90 kg!
Caden bukan sekadar anak dengan obesitas. Namun, ia mengalami suatu kelainan genetika yang disebut sindrom Prader-Willi.
Sindrom Prader-Willi membuat penyandangnya selalu merasa kelaparan setiap waktu.
Caden adalah seorang anak yang selalu kelaparan. Ibunya, Zola, menyadari ada yang tidak beres akan selera makan anaknya ketika ia berusia 3 tahun.
Saat itu berat Caden sudah mencapai 40 kg. Zola pun membawa anaknya ke beberapa dokter tetapi mereka tidak dapat menjelaskan mengapa Caden selalu kelaparan.
(Baca juga: Merasa Saling Kenal dengan ‘Seleb’ Salah Satu Ciri Seseorang Mengalami Sindrom Selebritas Akut)
Akhirnya, seorang dokter di Steve Biko Academic Hospital di Pretoria melakukan beberapa tes. Hasil tes menunjukkan Caden menderita sindrom Prader-Willi, suatu kondisi yang tidak dapat disembuhkan dan dialami oleh 20.000 orang di seluruh dunia.
Walaupun Caden makan secara teratur 3 kali sehari, ia selalu minta makan setiap jam.
“Normalnya, Caden memulai hari dengan makan 4 iris keju panggang. Satu jam kemudian minum Coke dan makanan sisa semalam yang dihangatkan,” cerita Zola pada The Saturday Star.
Zola menambahkan, saat makan siang Caden menyantap 2 potong besar ayam. Lalu, setiap jam ia minta makan lagi.
Masalah besarnya adalah sindrom Prader-Willi sebenarnya membutuhkan lebih sedikit makanan daripada orang biasa karena tubuhnya memiliki sedikit otot dan membakar sedikit kalori.
(Baca juga: Kematian Cheick Tiote: Bahaya Sindrom Kematian Mendadak, Pembunuh Diam para Pesepak Bola)
Dokter baru-baru ini mengatakan kepada Zola bahwa Caden harus menjalani diet jika ia ingin anaknya tetap hidup. Namun, mencegah Caden untuk makan sangat sulit karena ia selalu merasa kelaparan.
“Pada satu titik, Caden pernah memakan tisu toilet satu rol. Ia makan kertas apapun yang ia temukan di rumah,” cerita Zola.
Masih menurut Zola, jika Caden tidak menemukan apa yang bisa dimakan, ia akan mengorek kotoran di lantai dan memakannya.
Keadaan makin memburuk , Caden pernah menjalani operasi di tenggorok beberapa tahun lalu. Akibatnya sekarang ia harus bernafas melalui selang yang dipasang di batang tenggoroknya.
Ia jadi lebih banyak menghabiskan waktu dengan berbaring di sofa atau tempat tidur. Ia pun jadi depresi karena tidak bisa melakukan hal yang biasanya dilakukan oleh anak seumur dirinya.
(Baca juga: Mengidap Sindrom ‘Putri Tidur’, Remaja Pria Ini Bisa Tidur Selama 20 Jam Setiap Harinya)
“Terkadang ia menangis dan bilang padaku kalau ia ingin pergi dan bermain dengan anak-anak lainnya di luar. Tetapi ia tidak bisa melakukannya dan tidak ada cara untuk membantunya,” kata Zola.
Kondisi anaknya itu, membuat Zola tidak bisa bekerja karena ia harus menjaganya sepanjang waktu, baik siang maupun malam. Ia juga harus berjuang untuk membayar tagihan pengobatan anaknya dengan berjualan makanan di rumahnya, namun tidak mencukupi.
Kini berat Caden sudah mencapai 90 kg dan mulai mengganggu kesehatannya. Dokter mengatakan pada Zola bahwa kelebihan lemak dalam tubuh anaknya sudah mulai merusak organ-organ tubuhnya.
Meskipun demikian, Zola tidak mau menyerah. Ia berdoa setiap hari agar Caden segera sembuh dan menjadi anak yang normal seperti anak-anak lainnya.