Berkat Printer Tiga Dimensi, Remaja Tertinggi di Dunia Ini Punya Sepatu yang Pas dengan Kakinya

Moh. Habib Asyhad
,
Moh Habib Asyhad

Tim Redaksi

Remaja tertinggi di dunia ini akhirnya punya sepatu yang pas di kakinya
Remaja tertinggi di dunia ini akhirnya punya sepatu yang pas di kakinya

Intisari-Online.com -Setelah sekian lama, Broc Brown akhirnya punya sepatu juga. Remaja yang oleh Guinness Book of World Records disebut sebagai remaja tertinggi di dunia beberapa tahun terakhir kesulitan mendapatkan sepatu yang pas dengan ukuran kakinya.

(Karan Singh, Bocah Lima Tahun Tertinggi di Dunia)

Brown punya tinggi badan 2,37 meter.

Tapi berkat tekonologi printer tiga dimensi, remaja 19 tahun itu akhirnya bisa memiliki sepatu yang pas. Pola sepatu tersebut dicetak menggunakan mesin pencetak tiga dimensi.

Broc Brown (paling kiri) sudah tambah gigantis sejak kecil.

Dilaporkan AP, Brown harus menggunakan sepatu berukuran 28 dalam skala yang dipakai di Amerika Serikat. Tak disebutkan berapa panjang telapak dari sepatu itu. Namun sebagai gambaran, untuk ukuran 14 saja, panjang telapak sepatu mencapai lebih dari 30 centimeter.

Karena mengidap sindrom Sotos yang juga dikenal dengan sebutan cerebral gigantism, tubuh Brown tumbuh tak terkira. Sindrom Sotos atau sotos-dodge syndrome adalah kelainan genetik langka yang ditandai dengan pertumbuhan fisik yang berlebihan selama tahun-tahun pertama kehidupan.

Pertumbuhan berlebihan sering dimulai pada masa bayi, dan berlanjut ke tahun-tahun awal usia remaja. Berdasarkan data yang ada, rata-rata ditemukan satu kasus semacam ini di antara 15 ribu orang.

Broc Brown saat diukur ukuran kakinya.

Bibi Brown, Stacy Snyder mengatakan, akibat pertumbuhan raksasa itu, keponakannya kerap mengalami sakit kronik di bagian punggung dan nyeri di lutut. Sakit itu belum termasuk sejumlah penyakit lain yang mengikutinya.

Snyder mengatakan, tak ada satu pun orang yang bisa memastikan kapan Brown akan berhenti bertumbuh.

“Saya bisa berjalan-jalan di toko dan membawa pulang lima pasang sepatu sekaligus jika saya mau,” kata perempuan itu. “Tapi sayangnya, ukuran untuk dia tak bisa ditemukan.”

Broc Brown bersama ibu, bibi, dan neneknya.

Mendengar persoalan ini, Feetz, sebuah perusahaan yang berkedudukan di California datang membantu. Perusahaan sepatu itu menggunakan aplikasi untuk mengkonversi foto kaki seseorang ke dalam hasil cetak tiga dimensi.

Dengan teknologi tersebut, maka dimungkinkan untuk mencetak sepatu dalam ukuran yang tak lazim secara presisi. CEO Feetz Lucy Beard lalu mengirimkan sepasang sepatu berwarna hitam/merah ke rumah Brown di Michigan Center, akhir pekan lalu.

Warna sepatu itu pun dibuat sama dengan warna klub basket NBA favorit Brown, Chicago Bulls.

Whoa,” kata Brown.

Heck, saya tak suka ini. Saya mencintai ini. Terima kasih,” katanya ketika menerima sepatu itu.

Beard mengaku, pencetakan sepatu ukuran besar itu merupakan kali pertama bagi perusahaannya. “Kami mendapat kehormatan untuk mewujudkan ini,” ungkap Beard, lagi.

Beard lalu mengatakan, umumnya sepatu produksi Feetz dijual dengan harga antara 99 dolar AS hingga 250 dolar AS (sekitar Rp1,3 juta hingga Rp3,3 juta per pasang).

Namun, sepatu khusus yang dibuat untuk Brown diperkirakan menghabisan biaya minimal 400-500 dolar AS atau kira-kira Rp5,3-6,7 juta. Saat Brown menginjak usia 18 tahun pada 2015, dia pun ditetapkan sebagai remaja paling tinggi di dunia.

Dengan ukuran sepatunya saat ini, dia pun berpikir bisa kembali membukukan rekor baru di the Guinness Book of World Records. “Ini tentu merupakan sepatu hasil cetak tiga dimensi terbesar di dunia,” kata dia, dilaporkan Kompas.com.

Artikel Terkait