Find Us On Social Media :

Sudah Ada Tanda “Kematian” di Badan Banteng Maut Misterius Ini

By Moh Habib Asyhad, Senin, 17 Juli 2017 | 16:30 WIB

(Ilustrasi) Banteng maut misterius

Perubahan fisiknya pun terlihat nyata, sebab banteng muda itu sudah berubah menjadi banteng jantan dewasa yang perkasa.

Lon Allan, seorang peternak Montana mengatakan di tahun 1920, "Cap yang menempel di badannya terlihat jelas, berwama merah segar dan lukanya tidak sembuh seperti seharusnya karena tidak ditumbuhi rambut. Lukanya tetap segar dan mengerikan bila terkena cahaya bulan seakan-akan cap itu baru saja ditorehkan."

Allan sudah menjalin kemitraan dengan temannya Cole Farrell di sebuah peternakan kecil di sebelah peternakan D-Down milik Faye Dow.

Karena menginginkan peternakan kecil itu, suatu malam Dow memanggil Allan ketika mengetahui Farrell ada di dalam kota. Dia berhasil meyakinkan Allan bahwa temannya itu telah berselingkuh dengan pacarnya.

Terbakar rasa cemburu, di tengah malam Allan bersembunyi di semak-semak sambil menyandang senapan berukuran enam inchi di tangannya.

Ketika derap langkah kuda berbunyi di sepanjang rel, dia melompat keluar dari semak-semak dan siap membunuh.

Ternyata yang dilihatnya di bawah cahaya bulan yang redup bukan kuda Cole Farrell, melainkan banteng bertanda "Mati" di badannya.

Karena panik, Allan menembakkan empat peluru yang menghantam bagian kepala makhluk itu. Hewan itu menatapnya dengan pilu kemudian menghilang.

Faye Dow mendengar bunyi tembakan itu lalu dengan tergesa-gesa menuju ke tempat kejadian.

Ternyata memang telah terjadi penembakan. Allan ditemukan terluka, sedangkan Dow tewas dengan dua peluru bersarang di tubuhnya.

Dalam pengadilan unik yang berlangsung sesudahnya, Allan berdiri sebagai saksi membela dirinya sendiri serta membela kehadiran banteng itu.

(Baca juga: Perhatikan dengan Saksama, Ada Tangan Misterius dalam Foto Buruh Perempuan Bertahun 1900 Ini)

Memang, katanya, dia melihat makhluk menakutkan itu dan telah membunuh seorang pria beberapa detik kemudian.

Pasalnya, mitranya sedang menunggang kuda menuju ke peternakan, seandainya dia tidak membunuh banteng itu, dia akan membunuh sasaran orang yang salah.

Juri dan hakim membutuhkan waktu sepuluh menit untuk membebaskan Allan dari segala tuduhan.

Arwah banteng dengan tanda cap di badannya pun seakan lenyap ditelan waktu. Tak ada seorang pun pernah melihatnya lagi.

(Seperti pernah dimuat di Buku Ratapan Arwah; Kisah Nyata Kutukan & Tulah – Intisari)