Find Us On Social Media :

Memindahkan Ibukota Indonesia ke Palangkaraya dari Jakarta Bukanlah Wacana Kemarin Sore

By Ade Sulaeman, Selasa, 4 Juli 2017 | 15:15 WIB

Palangkaraya

Intisari-Online.com – Wajah Jakarta sungguh belepotan.

Selain rawan banjir, rawan kejahatan, rawan polusi, dan rawan macet, belakangan  Jakarta pun dianggap rawan bencana alam.

Tak heran, muncul wacana untuk memindahkan ibukota ke tempat yang lebih aman.

Asvi Warman Adam, pengamat politik dan sejarawan LIPI, lalu teringat ide Bung Karno sekian tahun lalu, yang mengusulkan ibukota NKRI pindah ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

“Jika Palangkaraya dipilih, pembangunan tidak akan lagi berfokus di Jawa, sehingga keadilan lebih terasa.

(Baca juga: Tahun 2018, Pemindahan Ibu Kota akan Mulai Dilakukan. Apakah akan ke Kalimantan Sesuai Ide Bung Karno?)

Selain itu, secara geografis, Palangkaraya persis berada di tengah-tengah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Palangkaraya juga relatif lebih aman bencana, karena dilewati garis khatulistiwa,” Asvi menjelaskan alasannya.

Tentu saja, memindahkan ibukota bukan proses buru-buru. Harus disosialisasikan dulu kepada khalayak, setidaknya lima tahun sebelum perpindahan itu betul-betul dilaksanakan.

Nah, jika memang serius, bilang Asvi, tahun 2008 ini adalah waktu yang tepat bagi pemerintah untuk mengumumkan hal ini.

Harus ada keberanian untuk memulai, misalnya dalam pidato kenegaraan, presiden mencanangkan: “Lima tahun ke depan, ibukota RI akan pindah ke Palangkaraya.”

Ada yang enggak setuju?

(Baca juga: Tidak Perlu Jauh-jauh ke Kalimantan Bila Ingin Berbuka Puasa dengan Soto Banjar, di Jakarta pun Ada)

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 2007)