Find Us On Social Media :

Nasi Pindang Pak Ndut Beraroma Daun Melinjo dari Semarang, Lebih ‘Ikonik’ Dibanding Kota Asalnya

By Ade Sulaeman, Sabtu, 1 Juli 2017 | 15:45 WIB

Nasi Pindang Pak Ndut

Nasi pindang di warung makan Pak Ndut ini punya cita rasa khas. Bu Musripah menuturkan, daging pindang direbus sekitar empat jam untuk mendapatkan kuah dengan rasa kaldu yang kuat.

Kuah itu sendiri berwarna cokelat tua (berasal dari keluwak) dengan aroma yang sangat sedap. Berbeda dari brongkos, masakan ini tidak menggunakan santan.

Gurihnya segar, tak ada rasa enek sama sekali. Cocok buat mereka yang menghindari makanan bersantan. Dengan ditemani sepiring kerupuk rambak dan irisan daging, nasi pindang plus kuah panas ini paling cocok dinikmati saat santap siang. Sangat menggugah selera.

Kuah pindang ini berasa manis sedikit asam. Buat Anda yang menyukai pedas, tersedia sambal yang bisa ditambahkan sesuai selera.

Sambalnya berupa cabai hijau yang ditumbuk halus, sehingga rasa pedasnya dapat bercampur merata di kuah pindang.

Satu hal lagi yang membuat nasi pindang ini khas adalah penggunaan daun so (daun melinjo) yang masih muda. Tentunya dipetik dalam keadaan segar dan dicampurkan ke dalam kuah.

Saat kita makan nasi pindang, daun so ini bisa ikut dimakan. Rasanya yang segar membuat rasa Nasi Pindang Pak Ndut makin sedap.

Penyajiannya juga khas. Nasi pindang disajikan di piring yang dialasi daun pisang. Nasi yang tidak terlalu banyak diguyur dengan kuah kaldu cokelat berisi daging dan irisan lauk.

Bukan hanya rasa masakannya, penampilan warung ini juga cukup menarik, masih tradisional, menggunakan gerobak pikul. Satu porsi nasi pindang di warung dengan daya tampung sekitar 20 orang ini dihargai sangat murah. (Danindra)

Nasi Pindang Pak Ndut

Jln Stadion Selatan, Depan BK.D Semarang (sebelah kiri Stadion Diponegoro Semarang). Teip 024-35661

Buka tiap hari Pukul 07.00 – 14.00 WIB

(Seperti pernah dimuat di Buku Wisata Jajan Solo Semarang – Intisari)