Find Us On Social Media :

Pimpinan GNPF-MUI: Setelah Aksi 411, Kami Kehilangan Cara Berkomunikasi dengan Presiden

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 28 Juni 2017 | 13:30 WIB

Pimpinan GNPF-MUI Bachtiar Nasir

Intisari-Online.com - Bagaimanapun juga, Pertemuan Pimpinan GNPF-MUI (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI) Bachtiar Nasir dengan Presiden Joko Widodo bukan dadakan.

Semuanya sudah direncanakan jauh-jauh hari.

(Baca juga: Catat! Inilah 9 Aktivitas di Media Sosial yang Diharamkan oleh MUI, Salah Satunya Penyebar Hoax)

Bachtiar, dalam konferensi persnya di kantor AQL Islamic Center, Jakarta Selatan, pada Selasa (27/06) mengakui, sudah cukup lama dirinya ingin bertemu dan berkomunikasi dengan Jokowi.

Keinginan itu, menurut lulusan Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, itu, bahkan sudah muncul sejak aksi besar-besaran di Monas terkait kasus penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Tapi saat itu Presiden Jokowi berhalangan karena ada urusan kerja.

Perwakilan pemerintah yang menerima pimpinan GNPF MUI saat itu adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla.

“Dari (aksi) 411 ketika unjuk rasa, (kami) ingin sekali bertemu Presiden, tapi takdir Allah (tidak mengizinkan),” lanjut Bachtiar, dilaporkan Tribunnews.com.

Sejatinya Pimpinan GNPF-MUI sempat bertemu Presiden Jokowi pada aksi 212. Namun, saat itu, Presiden hanya menyampaikan salam dengan semua peserta aksi.

“Setelah itu kami kehilangan cara berkomunikasi dengan Presiden,” katanya.

Setelahnya GNPF sempat menggelar aksi 112, pada 12 Januari 2017. Khusus untuk membahas aksi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, sempat mengundang pimpinan GNPF ke rumah dinasnya.

Seorang perwakilan GNPF yang hadir adalah Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab atau yang dipanggil Habib Rizieq.