Find Us On Social Media :

Sangat Takut Kalah Eksis di Media Sosial? Itu FOMO Namanya!

By Ade Sulaeman, Jumat, 23 Juni 2017 | 17:30 WIB

Media sosial

Intisari-online.com---FOMO merupakan singkatan dari Fear Of Missing Out, salah satu gejala yang terjadi berhubungan dengan KEPO alias Knowing Every Particular Object.

KEPO dan FOMO biasanya terjadi pada orang-orang yang ingin tahu banyak akan kehidupan orang lain. Khususnya dari media sosial.

FOMO biasanya menyebabkan seseorang merasa cemas, iri, dan kurang nyaman jika ia tidak sama bahkan lebih dari temannya di media sosial.

Orang yang FOMO mudah merasa iri terhadap apa yang ditampilkan orang lain melalui akun media sosialnya.

Misalnya, di media sosial tren memamerkan kekayaan, ia juga tidak ingin ketinggalan. Apa saja yang menjadi tren di media sosial ingin dia ikuti.

(Baca juga: Selain KEPO, Pecandu Media Sosial Juga Terkena Sindrom FOMO!)

Demikian juga dengan hal-hal lain, saat orang lain mengunggah kehidupan pribadinya, orang yang mengalami FOMO bisa mengingininya juga.

Itulah sisi buruk dari penggunaan sosial media yang tidak bijaksana.

Tidak heran banyak orang yang penuh dengan kepalsuan di media sosial. Memamerkan sesuatu yang belum tentu kebenarannya.

Bahkan si FOMO tidak segan-segan berbohong agar merasa diterima warga media sosial.

Duh kalau sudah begini, bagaimana mengatasinya? Dikutip dari Huffingtonpost.com berikut tiga caranya:

(Baca juga: Terobsesi Dengan Jumlah ‘Like’ Di Media Sosial, Tanda Kita Sudah Kecanduan Media Sosial)

1. Kalau kita mulai gelisah dengan ke-FOMO-an kita, jangan terlalu menyalahkan diri. Sebab sebetulnya hampir semua orang pernah mengalami hal yang sama. Baik dalam skala ringan atau berat.

Cara terbaik untuk berhenti FOMO adalah dengan keluar dari lingkaran setan FOMO. Kurangi penggunaan media sosial. Jika selama ini Anda mengecek ponsel lebih dari 10 kali sehari, batasi hingga hanya mengecek 2-3 kali saja sehari.

2. Ketika mulai merasa ketinggalan dari apa yang orang lain tunjukkan melalui media sosialnya, cobalah untuk merefleksikan kembali apa fungsi dari media sosial itu.

Ingat, media sosial tidak diciptakan untuk berlomba memamerkan kehidupan. Namun untuk bisa tetap terhubung dengan orang lain yang terpisah jarak dan waktu.