Sedang Mudik ke Malang? Yuk, Melihat Kota Batu dengan Paralayang dan Paculah Adrenalin Anda

Ade Sulaeman

Penulis

Paralayang di Kota Batu

Intisari-Online.com – Terbang menggunakan payung paralayang memang mengasyikkan. Dari atas Anda bisa melihat pemandangan yang indah di bawah Anda.

Dengan salaha satu bentuk wisata minat khusus ini pula Anda dapat melihat Kota Batu dari sudut pandang berbeda.

Kota Batu memiliki berbagai atraksi wisata. Tak hanya wisata alam, pertanian, dan taman.

Kota yang berada pada ketinggian 900 sampai 1.200 m di atas permukaan laut ini juga memiliki atraksi wisata peluangan atau minat khusus. Salah satunya paralayang.

Untuk atraksi wisata ini Anda mesti menuju puncak Gunung Banyak yang terletak di Desa Songgoriti, Kecamatan Songgokerto, Kota Batu.

(Baca juga: Sudah 19 Tahun, Vihara di Malang Ini Selalu Sediakan Buka Puasa Gratis saat Ramadhan)

Lokasi tersebut dapat dijangkau dengan mudah menggunakan mobil maupun sepeda motor. Waktu tempuhnya hanya sekitar 15 menit dari pusat Kota Batu.

Sesampai di sana hembusan angin segar disertai bau harum dair hijaunya rimbunan pohon pinus yang berjajar rapi akan menyambut Anda.

Anda tidak perlu membayar tiket tanda masuk. Bila mengendarai mobil pribadi Anda hanya perlu menyiapkan uang untuk parkir.

Dari sanalah, pada ketinggian 1.100 m di atas permukaan laut, Anda akan melakukan lepas landas dan terbang melayang di atas udara Kota Batu.

Lokasi lepas landas paralayang ini diresmikan pada 20 Juni 2000 oleh Ketua Umum Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) waktu itu, Marsekal TNI Hanafi Asnan.

(Baca juga: Ingin Tahu Berapa Besar Nyalimu? Datanglah ke Kasembon Rafting di Kabupaten Malang)

Teks peresmian itu tertulis pada sebuah prasasti berbahan batu keramik berwarna putih dengan ukuran tinggi 1,5 m dan lebar 1 m yang berdiri di areal tersebut.

Dengan menggelantung di bawah payung paralayang, Anda bisa melihat hamparan kebun sayur dan bunga yang tersebar di Kota Batu. Hembusan angin sejuk akan membuat Anda nyaman selama mengudara.

Kalau belum pernah melakukan aktivitas dirgantara ini, Anda tetap bisa terbang bak burung elang. Anda tinggal menghubungi penyelenggara atraksi tebrang layang.

Mereka akan menyiapkan penerbang pemandu untuk Anda. Oleh penerbang pemandu itu Anda akan “digendong” untuk terbang.

Di udara Anda akan disuguhi pemandangan alam sekitar Kota Batu yang hijau dengan berbagai macam bentuk sawah, ladang, sungai yang tampak bagai helaian kain putih, deretan rumah dengan penataan yang rapi, serta jalan-jalan yang dihiasi kendaraan bermotor beriringan.

Setelah 20 – 30 menit melayang di udara, payung segera diarahkan ke sebuah lapangan yang dikelilingi persawahan di Kelurahan Songgokerto, Kota Batu. Lapangan Songgo Maruto namanya.

Di tengah lapangan ini terdapat tanda berupa garis lingkaran besar yang dijadikan sasaran mendaratnya. Begitu kaki Anda dan penerbang pemandu menginjak Bumi rasa lega segera muncul. Teriakan dan gelak tawa lepas biasanya akan mengiringi rasa lega itu.

Bila menginginkan sensasi lebih, cobalah terbang malam. Untuk atraksi yang biasa dinamakan Night Safari ini Anda mesti merogoh kantung lebih dalam.

Biaya ini selain untuk jasa penerbang pemandu juga untuk penjemputan dan pengantaran kembali ke lokasi penjemputan (hotel atau penginapan di sekitar wisata Batu), T-shirt, pin, foto, dan fasilitas lainnya.

Tapi untuk wisata paralayang malam hanya bisa dilakukan ketika bulan purnama, biasanya di pertengahan bulan, dan cuacanya baik, tanpa mendung.

Waktu yang tepat untuk berwisata paralayang adalah bulan Juni sampai September. Bulan-bulan berikutnya, terutama pada musim hujan, bukanlah waktu yang tepat untuk terbang, karena bisa membahayakan penerbang.

Nah, setelah puas menikmati segala wisata minat khusus bagian barat Kota Batu ini, Anda bisa bersantai dengan berendam di pemandian air panas atau di permandian air dingin di Desa Songgoriti. (Faishal)

Do & don’t:

Paralayang Songgoriti:

(Seperti pernah dimuat di Buku Where To Go Malang dan Sekitarnya – Intisari)

Artikel Terkait