Find Us On Social Media :

Punya Pola yang Mirip dengan Eksodus dalam Peperangan, Alasan para Pemudik Juga Wajib Siap Tempur

By Ade Sulaeman, Rabu, 21 Juni 2017 | 07:00 WIB

Mudik

Intisari-Online.com - Arus mudik yang berlangsung setiap Lebaran merupakan pergerakan jutaan orang dengan berbagai moda kendaraan termasuk kapal perang dengan tujuan sama : pulang kampung.

Pergerakan jutaan orang ini sebenarnya merupakan eksodus raksasa yang berlangsung secara sistematis terutama pergerakkan jutaan warga yang ramai-ramai meninggalkan ibukota. 

(Baca juga: Mau Mudik Lebaran Tanpa Khawatir Dengan Keamanan Rumah? Cobalah 3 Teknologi Canggih Ini)

Pergerakkan arus mudik mirip ini dalam situasi peperangan. Seolah-olah Jakarta akan segera jatuh ke tangan musuh maka warga pun dengan dipandu pemerintah melakukan eksodus secara sistematis menuju tempat yang aman.

Demikian semangatnya para warga meninggalkan ibukota, puluhan ribu pemudik motor pun berjibaku, bertempur mati-matian, menembus kemacetan yang mengular, dan menempuh jarak ratusan km dengan semangat pantang menyerah.

Bagi yang punya mobil dan lebih nyaman, situasi seperti peperangan akan segera menyergap ketika mereka terjebak macet di tol hingga berkilo-kilo meter.

Mau buang air besar dan kecil menjadi sangat sulit, bekal makanan makin menipis sehingga oleh-oleh untuk keluarga di kampung pun disikat, bahan bakar kendaraan juga terancam habis, pemudik yang sumpek oleh kemacetan kemudian turun dari kendaraan, makan-minum dan buang sampah sembarangan.

(Baca juga: Catat! Inilah Nomor Tim Satgas BBM Pertamina Jika Kita Terjebak Macet dan Kehabisan Bensin saat Mudik)

Lalu mendadak muncul warga sekitar yang jadi pedagang spontan untuk menawarkan makanan ringan, minuman, bensin dalam jerigen, dan toilet darurat yang dibuat dari potongan karung atau kardus.

Situasi betul-betul mirip pengungsian dalam kondisi perang.

Pergerakkan arus mudik memang seperti peperangan karena jalan raya diawasi dan dijaga ketat puluhan ribu polisi dan juga tentara yang selalu siapa.

Para sniper dari Brimob pun berjaga dalam jarak tembak 300-900 meter untuk menembak jatuh bandit yang mencoba mengusik para pemudik.