Penulis
Intisari-Online.com – Sebuah bukti menunjukkan bahwa anjing di Bali telah dibunuh secara brutal dan dagingnya dijual kepada wisatawan yang tidak menaruh curiga.
Dilansir dari abc.net.au, bukti ini didapat oleh seorang turis Australia yang secara tidak sengaja mengonsumsi daging anjing di Bali.
Menurut laporan, hewan-hewan tersebut ditangkap secara brutal dan kemudian disembelih tidak jauh dari pantai yang dikunjungi oleh lebih dari 1 juta orang Australia setiap tahunnya.
(Baca juga: Kasihan, Tiga Tahun Anjing Patah Hati Ini Menunggu Tuannya yang Tak Pernah Kembali)
Bahkan menurut ahli toksikologi, beberapa hewan diracun dan bisa menimbulkan risiko terhadap kesehatan manusia.
Di Bali sendiri memakan daging anjing tidak ilegal. “Tapi membunuh hewan dengan kejam dan memakan daging yang terkontaminasi racun bertentangan dengan hukum,” ucap Lyn White, direktur kampanye Hewan Australia (AA)
“Perdagangan daging anjing melanggar hukum kekejaman hewan dan undang-undang keamanan pangan,” tambahnya.
Penyelidikan ini dipimpin oleh Hewan Australia (AA). Mereka memperoleh bukti tentang percakapan seorang pedagang kaki lima dan beberapa turis (yang ternyata penyelidik AA) di kawasan wisata Seminyak, di selatan Bali.
(Baca juga: Tragis! Demi Memanjakan Turis, 70.000 Anjing Dibantai Setiap Tahun)
Penyelidik AA: “Apa yang Anda jual?”
Pedagang: “Sate anjing.”
Penyelidik AA: “Inilah mengapa Anda memasang gambar anjing di sini?”
Pedagang: “Iya.”
Tapi percakapan serupa berbeda ketika pedagang tersebut bertemu turis lainnya.
(Baca juga: Yulianna Yussef, Perempuan Cantik Asal Ukraina yang Disebut 'Anjing Dalmatian' karena Ini)
Pedagang: “Sate hanya 1 US Dollar (Rp13.000).”
Turis: “Apakah itu ayam?”
Pedagang: “Sate.”
Turis: “Sate ayam, bukan anjing?”
Pedagang: “Bukan, bukan anjing.”
Turis: “Baguslah kalau bukan anjing.”
Tidak hanya dijual di pantai, ada beberapa restoran khusus yang menjual daging anjing juga.
“Ketika turis berjalan, mereka akan melihat sebuah toko yang menjual sate. Tapi mereka tidak menyadari ada huruf RW di toko yang berarti itu adalah daging anjing yang disajikan,” ucap White.
Ke depannya penyelidik AA akan bermitra dengan pemerintah Bali untuk mencari solusi terbaik dari masalah ini.