Find Us On Social Media :

Hanya Tuhan yang Tahu Seberapa Berat Doa Kita

By Ade Sulaeman, Kamis, 15 Juni 2017 | 06:00 WIB

Gadis kecil yang berdoa dengan keyakinannya

Intisari-Online.com – Lisa, seorang wanita berpakaian compang-camping dengan ekspresi kelelahan di wajahnya, masuk ke sebuah toko kelontong.

Ia mendekati pemilik toko dengan rendah hati dan bertanya apakah ia boleh mengutang beberapa belanjaan.

Ia dengan lembut menjelaskan suaminya sedang sakit dan tidak bisa bekerja. Sementara, ia memiliki tujuh anak yang membutuhkan makanan.

Pemilik toko kelontong itu mengejeknya dan memintanya agar segera meninggalkan toko kelontongnya.

Sambil menceritakan kebutuhan keluarganya, wanita itu berkata, “Tolonglah, Pak! Saya akan membawa uang untuk membayarnya sesegera mungkin.”

Pemilik toko kelontong itu mengejeknya lagi, mengatakan bahwa ia tidak memiliki rekening di tokonya itu.

Berdiri di samping meja, seorang pelanggan mendengarkan percakapan di antara mereka.

Pelanggan itu berjalan maju dan mengatakan kepada pemilik kelontong bahwa ia harus bersikap baik untuk apa pun yang dibutuhkan keluarga wanita itu.

Pemilik toko kelontong itu dengan suara malas berkata, “Anda punya daftar belanjaan?”

Lisa menjawab, “Ya, tuan.”

“Oke,” kata pemilik toko kelontong. “Letakkan daftar belanjaan di timbangan dan berapa pun daftar belanjaan Anda, saya akan memberi Anda sejumlah.”

Lisa ragu sejenak dengan kepala tertunduk.

Lalu ia meraih dompetnya dan mengeluarkan selembar kertas dan menulis sesuatu di kertas itu.

Ia kemudian meletakkan selembar kertas pada timbangan dengan hati-hati dan kepala tertunduk.

Mata pedagang kelontong dan pelanggan itu menujukkan takjub saat skala timbangan turun dan semakin turun.

Pemilik kelontong menatap timbangan, berbalik perlahan ke pelanggan lain dan berkata dengan murung, “Aku tidak percaya.”

Pelanggan itu tersenyum dan pemilik toko kelontong itu mulai meletakkan belanjaan di sisi lain timbangan itu.

Skala pada timbangan itu belum seimbang, sehingga ia terus memberikan lebih banyak belanjaan sampai skala timbangannya tidak lagi bertahan.

Pemilik toko kelontong itu berdiri dengan sangat ngeri.

Akhirnya, ia meraih selembar kertas dari timbangan dan melihatnya dengan takjub. Ini bukan daftar belanjaan.

Ini sebuah doa yang berbunyi, “Ya Tuhan, Engkau tahu kebutuhan saya dan saya menyerahkan ini ke tangan-Mu.”

Pemilik toko kelontong itu memberikan belanjaan yang telah dikumpulkannya dan berdiri dalam keheningan serta tertegun.

Lisa mengucapkan terima kasih sambil meninggalkan toko kelontong itu.

Kemudian pelanggan yang sejak tadi melihat kejadian itu menyerahkan uang lima puluh dolar ke pemilik toko kelontong dan berkata, “Itu berharga setiap sennya.”

Beberapa saat kemudian, pemilik toko kelontong itu melihat timbangannya patah.

Hanya Tuhan yang tahu seberapa berat doa kita.