Find Us On Social Media :

Cerita Kera Empat Berwarna yang Dipercaya Membantu Sunan Kalijaga Menjaga Kayu untuk Tiang Masjid Demak

By Tatik Ariyani, Rabu, 31 Oktober 2018 | 19:30 WIB

 

Intisari-Online.com - Goa Kreo yang terletak di Gunungpati, Kota Semarang, merupakan bagi ratusan kera ekor panjang.

Kera-kera tersebut kini sudah jinak dan bisa berbaur dengan masyarakat sekitar maupun pengunjung.

Bahkan para pengunjung bisa memberi makan atau berfoto dengan kera-kera tersebut.

Sebelum dikenal banyak orang sebagai tempat wisata, dulunya Goa Kreo adalah hutan yang dihuni kera ekor panjang tersebut.

Baca Juga : Membandingkan Xiaomi dengan Huwei, CEO Xiaomi: Yang Mahal Belum Tentu yang Paling Bagus

Selain itu juga ada gua dan sungai yang mengalir.

Ada cerita mengenai asal mula Goa Kreo yang dituturkan masyarakat sekitar secara turun-temurun.

Cerita bermula ketika Sunan Kalijaga mencari pohon jati sebagai penyangga Masjid Demak.

Baca Juga : Tak Hanya Tuti Tursilawati, Sudah 4 WNI yang Dieksekusi Mati di Arab Saudi Tanpa Pemberitahuan Sejak 2015

Kemudian dalam perjalanannya, Sunan Kalijaga berhasil menemukan sebuah jati besar yang bisa digunakan untuk tiang penyangga masjid.

Kayu tersebut berhasil dipotong dan akan dihanyutkan melalui sungai sekitar agar lebih mudah dalam pengiriman.

Namun, ketika akan dihanyutkan, menyusuri sungai menuju Demak, kayu tersebut terjepit bebatuan.

Segala cara telah ditempuh Sunan Kalijaga, namun masih gagal.

Baca Juga : Dalam 4 Tahun Kekayaan Wakil DPR Taufik Kurniawan Bertambah Nyaris Rp2 Miliar, Kini Jadi Tersangka di KPK

Sambil memikirkan cara untuk membawa kayu tersebut, Sunan Kalijaga berdoa di dalam gua untuk memohon keridhoan Tuhan Yang Maha Esa.

Setelah itu, datanglah sekawanan kera berwarna merah, hitam, putih dan kuning untuk membantu Sunan Kalijaga.

Keempat kera tersebut menawarkan diri untuk ikut perjalanan menuju ke Demak.

Baca Juga : Pesawat Lion Air 'Bermasalah' yang Ia Tumpangi Ternyata Bukan JT 610, Ini Klarifikasi Conchita Caroline

Namun, Sunan Kalijaga menolaknya dan menyuruh mereka untuk tetap tinggal sambil menjaga kayu tersebut.

Atau istilahnya disebut Mangreho yang berarti peliharalah atau jagalah.

Kata Mangreho inilah yang menjadi asal mula kata Kreo.

Kata Mangreho inilah yang secara turun-temurun oleh masyarakat sekitar akrab disebut 'Goa Kreo'.

Keempat warna kera tersebut kemudian diabadikan dalam bentuk patung untuk mengenang cerita mereka membantu Sunan Kalijaga.

Menurut penuturan Mamit Sumitra, Kepala UPTD Kreo dan Agro Wisata, ada beberapa pengunjung yang ditampakkan oleh salah satu dari keempat kera tersebut.

Menurut sesepuh di sana, konon penampakan kera tersebut membawa keberuntungan.

Di dalam gua sendiri, kadang pengunjung melihat ada semacam sungai, padahal sebenarnya tidak ada.

Selain itu, ada cerita batu lumpang yang konon ditemukan di sekitar gua.

Diceritakan bahwa batu lumpang tersebut dulunya tidak bisa dipindahkan dan terletak di sawah sekitar gua.

Baca Juga : Peserta Piala AFF 2018: Dari 12 Anggota, Hanya 10 yang Bertanding