Find Us On Social Media :

Satuan Bravo 90, Pasukan Khusus TNI AU yang Tidak Hanya Mahir Menggilas Musuh di Udara tapi Juga di Darat dan Lautan

By Intisari Online, Senin, 29 Oktober 2018 | 08:30 WIB

Puncak dari segala kegiatan adalah apa yang disebut hell week. Banyak cerita seram seputar sesi terakhir ini, baik di satuan khusus seperti Gultor Kopassus, Denjaka maupun Kopaska.

Namun apapun bentuk latihan keras itu, seleksi bak neraka di tahap penghabisan ini sebenarnya ditujukan untuk melihat apakah setelah “kekejam” itu, personel bersangkutan  masih bersedia bergabung dengan Sat Bravo 90.

Pasalnya, kemampuan manusia ada batasnya itulah problem pasukan khusus.

Tak heran life time penugasan di unit khusus relatif singkat. Walau tidak eksplisit, Bravo mencoba membuat standar usia maksimal 35 tahun untuk kombatan.

Dalam menyusun organisasi, Bravo mengikuti standar organisasi pasukan khusus modern dan pakem yang sudah dibentuk pendahulunya, seperti Denjaka dan Sat-81.

Bravo 90 memiliki tiga tim operasional. Yaitu tiga Tim Alfa 1, 2, 3, Tim Alfa 1 berkualifikasi Intelijen, Alfa 2 khusus Perang Hutan/Kota, dan Tim Alfa 3 Counter Terrorist.

Ketiga tim dibantu Tim Banik (Bantuan Teknik). Tugasnya seputar kesiapan kendaraan serta pemeliharaan persenjataan dan peralatan.

Selain itu Bravo juga mengenal Tim Sus (Khusus). tim ini merupakan gabungan orang-orang dengan kualifikasi di luar matra udara.

Mencakup UDT (Underwater Demolition Team), EOD (Explosive Ordnance Disposal) dan pasukan katak.

Di sini juga bercokol tim pelatih. Mereka bertanggung jawab dalam membina dan melatih personel yang masuk Bravo 90.

Selain terus mengasah kemampuan dengan berlatih secara internal maupun dengan satuan lain di TNI atau latihan gabungan ketiga pasukan khusus TNI, Bravo juga menggelar latihan dengan satuan khusus asing.

Misalnya para personel Sat Bravo 90 secara rutin diikutkan dalam program latihan bersama dengan US Pasific Command dan pasukan khusus SAS Australia.