Find Us On Social Media :

Tokoh Sumpah Pemuda 1928: Belajar Biola Diam-diam Hingga Kondang Ciptakan 'Indonesia Raya'

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 24 Oktober 2018 | 22:00 WIB

BAGAIMANA LAGU 'INDONESIA RAYA' TERCIPTA?

Ketika pergerakan makin hangat-hangatnya, dari Yogyakarta muncul anjuran agar komponis Indonesia menciptakan lagu yang bisa dijadikan lagu kebangsaan.

WR. Supratman pun begitu gembira, berhari-hari, siang malam dia mempersiapkan lagunya.

Hari ke delapan, jam lima pagi dia berhasil menyelesaikan not sebuah lagu yang dirasa bersemangat dan mencerminkan semangat rakyat yang tak bisa dirantai.

Baca Juga : Bukan Hanya Xiaomi, Inilah 4 Vendor Pencetus Ponsel Murah di Indonesia

Supratman yakin lagu karangannya cocok dengan jiwa bangsa Indonesia yang sedang bangkit dari tidurnya yang lelap.

Dalam menyuun syairnya, Supratman teringat pidato Bung Karno di Bandung yang pernah didengarnya:

"Airnya kamu minum, nasinya kamu makan. Abdikanlah dirimu padanya. Kepada Ibu Pertiwi, Ibu Indonesia."

Dia kemudian menetapkan judul lagu ciptaannya, "Apa salahnya kalau aku namakan Indonesia Raya?", tanyanya pada diri sendiri.

Baca Juga : Pria Tewas dengan Luka Tembak, Istrinya Malah 'Menari Bahagia', Namun Internet Berhasil Mengungkap Kejahatan Istrinya

Tanggal 22 Desember 1928 Supratman menulis surat ke pengurus Gedung Perhimpunan Indonesia di Kramat, Jakarta.

Isinya pemberitahuan telah tercipta sebuah lagu yang bersemangat dan berirama mars.

Dia minta diberi kesempatan untuk memperdengarkan lagunya, "Kalau pun tak dapat dipakai sebagai lagu pergerakan atau kebangsaan, memadailah kalau diperdengarkan", tulisnya.

Dia ingin memperkenalkan lagu barunya di kongres Pemuda Kedua 28 Oktober 1928.

Baca Juga : Makna 5 Tato di Tubuh Conor McGregor: Ternyata Ada yang Pakai Huruf Arab di Kaki tapi Ia Tak Bisa Membacanya

Lagu Indonesia Raya kemudian diterima sebagai lagu perjuangan, pembangkit semangat dan tersimpan rapat di hati tiap orang.

Salinan lagu itu kemudian dicetak dan habis terjual, hingga mempercepat penyebarannya.

Baca Juga : Sejarah Sumpah Pemuda 1928: Dari 'Ikrar Pemuda' menjadi 'Sumpah Pemuda'