Find Us On Social Media :

De Tjolomadoe: Mengintip Ruangan Mewah di Bekas Pabrik Gula Karanganyar yang Bisa Disewa dengan Rp85 Juta

By Adrie Saputra, Minggu, 21 Oktober 2018 | 18:15 WIB

Intisari-Online.com - Pabrik Gula Tjolomadoe, disingkat PG Tjolomadoe atau PG Colomadu, didirikan pada 1861 di Kabupaten Karanganyar oleh Mangkunegaran ke-IV.

Kemudian pada 1928, pabrik yang berlokasi di Jl. Adi Sucipto No. 1, Karanganyar, ini mengalami perluasan area lahan tebu dan perombakan arsitektur sebelum dialihkelola oleh PTPN IX pada tahun 1996.

Pabrik ini berhenti beroperasi pada 1998 lalu--ketika krisis moneter menghantam Indonesia.

Meski begitu, kawasan pabrik tersebut masih menyimpan banyak potensi yang bisa dioptimalkan.

Untuk mewujudkan potensi Ex PG Colomadu tersebut, beberapa BUMN yaitu PT PP (Persero) Tbk, PT PP Properti Tbk, PT Taman Wisata Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko (Persero), serta PT Jasa Marga Properti, membentuk konsorsium bernama PT Sinergi Colomadu.

Baca Juga : Sebanyak 174 Pekerja Pabrik Mosaik di Malaysia Dipecat Secara Mendadak

Setelah melaksanakan studi kelayakan dan merujuk pada kajian highest and best use oleh konsultan independen, PT PP (Persero) Tbk bersama BUMN yang bersinergi melakukan investasi dan revitalisasi.

Tahap pertama revitalisasi, gedung eks-pabrik gula dengan luas bangunan 1,3 ha di ataslahan 6,4 ha, dengan tetap mempertahankan nilai dan kekayaan historical yang ada, dimanfaatkan menjadi venue bernilai sejarah dan manfaat komersil.

Peletakan Batu Pertama revitalisasi eks PG Colomadu dilaksanakan oleh Menteri BUMN Ibu Rini M. Soemarno pada tanggal 8 April 2017.

Setelah itu, PT Sinergi Colomadu bekerja sama dengan PT Airmas Asri melaksanakan konstruksi revitalisasi dengan mengikuti kaidah cagar budaya.

Aspek kekuatan bangunan yang ada diperhitungkan, sementara nilai arsitektur awal tetap dipertahankan, sehingga akhirnya gedung dan kawasan eks PG Colomadu dapat difungsikan kembali dengan nilai tambah.

Baca Juga : 8 Mobil Esemka Lolos Uji, Begini Kondisi Pabriknya di Boyolali

Lukman Hidayat, President Director PT PP (Persero) Tbk menyampaikan, "Kami bersamaUniversitas Sebelas Maret (UNS) melakukan kajian kekuatan struktur bangunan, menambah konstruksi ‘transfer beam’ untuk memperkokoh bangunan, dan ruangan yang dulunya sebagai stasiun masakan pada saat beroperasi sebagai pabrik gula, sekarang bisa digunakan sebagai Concert Hall."

"Bangunan yang paling luar tetap dipertahankan, façade dirapikan dan dikembalikan seperti kondisi semula."

Berbicara mengenai Concert Hall, Marketing Manager, Achmad Rido, memberikan kesempatan wartawan Intisari untuk melihat bagian dalamnya.

Rido menunjuk perwakilan Marketing communications (marcom) untuk melihat Concert Hall yang tidak untuk dikunjungi secara umum.

Baca Juga : Inilah Ponsel Pertama Samsung yang Dirumorkan Akan Dibuat di Pabrik Xiaomi

Seperti yang bisa kita lihat, Concert Hall ini memang dibuat secara khusus untuk acara musik, seperti Orchestra.

Namun ternyata tidak menutup kemungkinan untuk di sewakan secara umum sebagai tempat ghetering juga.

Hal yang menarik dari Concert Hall ini adalah masih memiliki sisa-sisa mesin pabrik gula yang dipertahankan.

Concert Hall ini memiliki dua tribune dengan kursi merah yang terkesan elegan.

Baca Juga : Satelit Cina yang Terdiri atas Tiga Tingkat Ini Dibuat di Pabrik Lemari Es

Tribune tersebut berada di depan dan samping kanan panggung.

Untuk jumlah kapasistas sendiri yaitu 449 kursi (depan) ditambah 80 kursi (samping).

Total keseluruhan adalah 529 kursi.

Concert Hall ini juga telah beberapa kali di sewa, sejauh ini telah disewakan sebanyak 5 kali.

Baca Juga : Menengok Barang-barang Supermewah Pangeran Arab yang Diduga Terlibat dalam Tewasnya Jamal Khashoggi

Menurut informasi yang didapatkan dari marcom, biaya sewa Concert Hall ini relatif, tergantung dari event.

Namun dikatakan kisaran Rp85 juta untuk satu kali event. (Adrie P. Saputra)